Dampak Kehidupan Online terhadap Rasa Percaya Diri Anak Muda di Era Digital

Di era digital saat ini, kehidupan online dapat berpengaruh pada rasa kepercayaan diri seseorang dalam membangun interkasi sosial. -Envato-Pinterest
Tanpa bimbingan, mereka rentan terseret ke dalam pola pikir yang merugikan diri. Orang tua dan lingkungan sekitar juga berperan penting dalam membangun rasa percaya diri yang sehat di tengah gempuran informasi digital.
Dukungan secara emosional, penerimaan tanpa syarat, serta ruang untuk tumbuh tanpa tekanan bisa menjadi penyeimbang dari pengaruh media sosial.
BACA JUGA:Media Sosial Jadi Salah Satu Sebab Perubahan Cara Membaca dan Membeli Buku Orang Tiongkok
Hal ini terbukti dengan adanya anak muda yang merasa dihargai di dunia nyata cenderung lebih tahan terhadap tekanan dunia maya. Sekolah dan institusi pendidikan pun memiliki tanggung jawab moral untuk memasukkan literasi digital sebagai bagian dari pembelajaran.
Tidak hanya sekadar tahu cara menggunakan teknologi, tetapi juga memahami dampak psikologisnya terhadap perkembangan diri. Hal ini penting agar mereka tumbuh menjadi individu yang tangguh di dunia yang serba cepat.
Penting bagi anak muda untuk belajar mengenali batas dirinya sendiri dalam berinteraksi secara online. Mengambil jeda, menyaring konten yang dikonsumsi, serta membatasi waktu layar bisa menjadi langkah sederhana yang berdampak besar.
BACA JUGA: Alasan Lebih Nyaman Curhat di Media Sosial
Kebiasaan ini membantu mereka menjaga keseimbangan antara dunia nyata dan dunia digital. Kehidupan online memang memiliki dua sisi yang bisa membentuk atau justru menghancurkan rasa percaya diri anak muda.
Tantangan ini tidak bisa dihindari, namun bisa dihadapi dengan pendekatan yang sehat dan dukungan dari berbagai pihak. Jika diarahkan dengan tepat, dunia digital bisa menjadi sarana untuk pengembangan diri. (*)
*) Mahasiswa magang dari Prodi Sastra Inggris, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: