Israel Bombardir Rumah Sakit Nasser di Gaza, Tuduh Hamas Gunakan Sebagai Markas

Israel Bombardir Rumah Sakit Nasser di Gaza, Tuduh Hamas Gunakan Sebagai Markas

Anak perempuan Palestina berjalan di kamp pengungsian sementara yang didirikan di antara puing-puing bangunan di Kota Gaza. Militer Israel menyerang Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis dengan alasan bahwa rumah sakit tersebut digunakan oleh militan Hamas. --Omar AL-QATTAA / AFP

HARIAN DISWAY Militer Israel menyerang Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis, Gaza selatan, pada Selasa pagi, 13 Mei 2025 waktu setempat.

Militer Israel beralasan bahwa rumah sakit tersebut digunakan sebagai pusat komando oleh militan Hamas

Serangan ini mengakhiri jeda singkat dalam pertempuran yang sebelumnya diberlakukan untuk memfasilitasi pembebasan seorang sandera berkewarganegaraan ganda Amerika Serikat (AS) dan Israel.

Dalam pernyataan resmi melalui Telegram, militer Israel menyebut bahwa “teroris Hamas” beroperasi dari dalam kompleks rumah sakit yang menjadi fasilitas kesehatan utama di wilayah selatan Gaza.

BACA JUGA:Hamas Akan Bebaskan Sandera Warga Negara Israel-Amerika, Trump Harap ada Kemajuan Perundingan Damai

“Kompleks tersebut digunakan oleh para teroris untuk merencanakan dan melaksanakan serangan terhadap warga sipil Israel dan pasukan IDF (Israel Defense Forces),” tulis pernyataan resmi itu, sebagaimana dikutip AFP (Agence France-Presse).

Hingga saat ini, belum ada informasi pasti mengenai jumlah korban jiwa atau luka akibat serangan tersebut. 

Namun, serangan terhadap fasilitas kesehatan di zona konflik kembali memicu kekhawatiran komunitas internasional mengenai potensi pelanggaran hukum internasional.


Warga Palestina mengantri untuk mendapatkan jatah makanan di dapur amal di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza Tengah pada 5 Mei 2025. Militer Israel menyerang Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis dengan alasan bahwa rumah sakit tersebut digunakan oleh Hamas--Eyad BABA / AFP

BACA JUGA:Israel Mulai Kembali Serangan Darat ke Gaza, Peringatkan Hamas untuk Segera Bebaskan Sandera

Sebelumnya, Israel sempat menghentikan operasi militernya untuk memberikan ruang bagi pembebasan Edan Alexander, tentara Israel berusia 21 tahun yang juga merupakan warga negara AS. 

Alexander telah disandera sejak Oktober 2023 dan diyakini sebagai satu-satunya sandera asal AS yang masih hidup. Ia dibebaskan pada Senin, 12 Mei 2025 lalu, menjelang kunjungan Presiden AS Donald Trump ke Timur Tengah.

Hamas diketahui menahan 58 sandera yang diculik saat serangan mereka ke Israel yang memicu pecahnya perang. Militer Israel menyatakan bahwa 34 di antaranya diyakini telah tewas.

BACA JUGA:Hamas Desak Israel Tarik Pasukan dari Gaza Selatan, Sebut Israel Langgar Kesepakatan Gencatan Senjata

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: