Info Palsu Sri Wahyuni, TKW Asal Jember

ILUSTRASI Info Palsu Sri Wahyuni, TKW Asal Jember. Info di channel YouTube Berkisah itu ternyata hoaks.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Di kasus ini belum ada laporan polisi pihak yang merasa ditugikan. Juga, bukan menyangkut SARA. Maka, ya… selesai begitu saja. Motif pembikin adalah mencari uang (iklan) dari banyaknya viewers. Sesepele itu.
Berita palsu medsos, dikutip dari BBC yang berjudul A brief history of fake news, marak secara internasional sejak 2017. Namun, berita palsu sudah ada sejak 2000 tahun lalu.
Itu akal-akalan manusia. Bagaimana orang membohongi publik untuk kepentingan dirinya. Merebut kuasa atau mencari uang.
Dikisahkan, pada zaman Romawi kuno, sekitar 2000 tahun lalu, Republik Romawi dilanda perang saudara. Antara Octavianus, putra angkat jenderal besar Julius Caesar, melawan Mark Anthony, salah seorang komandan Caesar yang paling dipercaya. Octavianus dan Anthony berebut kuasa.
Octavianus paham, agar menang, ia harus didukung rakyat. Jadi, Octavianus melontarkan berita palsu terhadap Mark Anthony.
Ia menyebarkan berita, Anthony berselingkuh dengan Cleopatra, ratu Mesir. Itu tidak menghormati nilai-nilai tradisional Romawi: kesetiaan dan rasa hormat. Octavianus juga mengatakan, Anthony tidak layak memangku jabatan karena ia selalu mabuk.
Octavianus menyebarkan itu ke publik melalui puisi dan slogan-slogan pendek, dicetak di koin. Akhirnya Octavianus menang. Ia jadi kaisar Roma pertama. Ia mengganti namanya menjadi Agustus. Ia berkuasa selama sekitar 40 tahun.
Itulah berita bohong pertama yang tercatat sejarah manusia. Sederhana, di saat peradaban masih sederhana.
Pada abad ke-15 tercipta mesin cetak Gutenberg. Oleh perajin Jerman Johannes Gutenberg. Sejak itu semua hal bisa ditulis, kemudian dicetak. Bukan lagi tulisan tangan.
Pada pertengahan tahun 1700-an, mesin cetak membantu menyebarkan berita palsu tentang George II, raja Inggris Raya dan Irlandia.
Raja sedang menghadapi pemberontakan oposisi. Raja mempertahankan agar pemberontakan gagal.
Pihak oposisi mencetak dan menyebarkan berita bahwa raja sakit-sakitan. Rakyat heboh. Berita itu langsung disambut cepat beberapa percetakan, menerbitkan kisah yang sama. Tujuanya, mencari uang dengan menjual berita (palsu).
Citra raja rusak. Namun, ternyata pemberontakan gagal. Sebagian rakyat tidak percaya berita itu. Raja tetap berkuasa.
Pada abad ke-19 koran berjaya. Saat itu biaya mencetak koran sangat murah. Di Amerika Serikat (AS) harga koran waktu itu cuma sesen.
Tahun 1835, The New York Sun menerbitkan serangkaian artikel tentang kehidupan di bulan. Dikisahkan, di bulan ada hewan-hewan fantastis seperti unicorn, berang-berang berkaki dua, manusia kelelawar bisa terbang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: