Israel Masih Gencar Serang Gaza: Yang Tak Mati Karena Bom, Mati Karena Lapar

Israel Masih Gencar Serang Gaza: Yang Tak Mati Karena Bom, Mati Karena Lapar

Warga Palestina memeriksa lokasi serangan Israel di Jabalia, di Jalur Gaza utara, pada 14 Mei 2025. Setidaknya 80 warga Palestina tewas akibat serangan udara Israel yang menghantam berbagai wilayah di Jalur Gaza.--BASHAR TALEB / AFP

Netanyahu menegaskan bahwa operasi militer akan terus diperluas, sembari menyebut bahwa pemerintahannya sedang mencari negara-negara yang bersedia menampung penduduk Gaza.

Dari Tepi Barat yang diduduki, Presiden Palestina Mahmud Abbas menyerukan “gencatan senjata dengan harga berapapun” dan menuduh Netanyahu ingin melanjutkan perang demi kepentingan pribadi.

Dalam perkembangan terkait, sebanyak 67 mantan sandera yang pernah ditahan di Gaza mengirim surat kepada Netanyahu dan Presiden Trump. 

BACA JUGA:Israel Serang Warga Sipil Gaza Hari Minggu, Total Korban Tewas Lebih dari 50 Ribu Orang

Mereka mendesak adanya kesepakatan diplomatik untuk membebaskan para sandera yang masih ditahan. “Mayoritas masyarakat Israel ingin para sandera dipulangkan, meski itu berarti menghentikan operasi militer,” tulis mereka dalam surat tersebut.


Pasukan Israel dikerahkan di dekat perbatasan Israel dengan Jalur Gaza pada 13 Mei 2025. Setidaknya 80 warga Palestina tewas akibat serangan udara Israel yang menghantam berbagai wilayah di Jalur Gaza pada Rabu, 14 Mei 2025. --Menahem Kahana / AFP

Serangan balasan Israel diluncurkan sejak serangan Hamas pada Oktober 2023 yang menewaskan 1.218 warga Israel, mayoritas warga sipil. 

Menurut data Kementerian Kesehatan di Gaza, lebih dari 52.000 warga Palestina, sebagian besar warga sipil, telah tewas sejak saat itu.

BACA JUGA:Israel Mulai Kembali Serangan Darat ke Gaza, Peringatkan Hamas untuk Segera Bebaskan Sandera

Israel juga memberlakukan blokade bantuan terhadap Jalur Gaza sejak 2 Maret 2025, setelah kegagalan perundingan memperpanjang gencatan senjata yang terakhir berlaku pada 19 Januari. 

Akibat blokade tersebut, krisis makanan dan obat-obatan semakin parah. Meskipun demikian, Israel menepis peringatan PBB mengenai potensi kelaparan besar-besaran di Gaza.

Dengan meningkatnya jumlah korban jiwa dan memburuknya krisis kemanusiaan di Gaza, tekanan internasional terhadap Israel untuk segera menghentikan kekerasan dan membuka akses bantuan kemanusiaan semakin menguat.(*)

*) Mahasiswa magang dari prodi Sastra Inggris, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: