Oleh-Oleh dari Presiden Recep Tayyip Erdogan

Kunjungan Presiden Erdoğan ke Indonesia menjadi momen penting yang memperkuat hubungan strategis antara Indonesia dan Turki melalui kerja sama konkret di bidang perdagangan, pendidikan, dan perdamaian global. --Freepik
HARIAN DISWAY - Pada 2025 ini, Indonesia dan Turkiye memperingati hubungan diplomatik yang ke-75. Pada usia tersebut menunjukkan bahwa hubungan kedua negara telah terjalin sangat lama.
Lawatan pertama dimulai dari Presiden Sukarno tahun 1959 saat pertama ke Turkiye, terus berlanjut pada presiden berikutnya hingga saat Presiden Prabowo pada Juli 2024 lalu saat masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan.
Lawatan dibalas kembali dengan kunjungan Presiden Recep Tayyip Erdoğan yang sampai pada hari Selasa, 11 Februari 2025 lalu. Sambutan hangat selalu tampak oleh kedua kepala negara ini. Terlihat saat kedatangan Presiden Erdogan dan Ibu Negara Emine Erdogan, Presiden Prabowo menyambut hangat meski di tengah guyuran hujan.
Kunjungan ke Indonesia ini merupakan destinasi kedua setelah Malaysia dan bertemu dengan Perdana Menteri YAB Dato’ Seri Anwar Ibrahim. Selepas mengunjungi Indonesia, Presiden Erdoğan akan melanjutkan lawatannya ke Pakistan.
BACA JUGA: Prabowo Sambut Kunjungan Resmi PM Australia Anthony Albanese di Istana Merdeka
Kunjungan kenegaraan ini menunjukkan bahwa Turkiye memiliki peran dan pengaruh yang kuat terutama pada negara di Asia lainnya. Bukan hanya agenda pertemuan Dewan Kerja Sama Tingkat Tinggi, lawatan ini juga difokuskan pada peningkatan kerja sama dalam berbagai bidang.
Topik internasional juga tak luput dari pembahasan antar kedua negara seperti konflik Palestina-Israel, situasi di Suriah, dan konflik Ukraina-Rusia. Pernyataan tersebut disampaikan kedua kepala negara pada Rabu, 12 Februari 2025 di Istana Bogor.
Pertemuan Presiden Erdoğan dan Presiden Prabowo menunjukkan tekad kuat kedua negara untuk mempererat kerja sama di berbagai bidang demi masa depan yang lebih sejahtera dan damai. --Pinterest
Pertemuan di hari kedua ini Presiden Erdoğan dan Presiden Prabowo menandatangani setidaknya 13 perjanjian. Terdiri dalam berbagai bidang mulai dari energi, pertanian, industri komunikasi, kesehatan, pertahanan, dan pendidikan.
Selain itu Presiden Erdoğan secara khusus memaparkan untuk terus dapat meningkatkan perdagangan antar kedua negara dengan target mencapai USD 10 miliar atau sekitar Rp 160 triliun per tahunnya.
BACA JUGA: Presiden Turkiye, Erdogan Buka Jalan untuk Swedia Gabung NATO, Asal..
Selain perdagangan, terdapat hal yang diutarakan Presiden Erdoğan seperti potensi kedua negara yang masih menjadi pusat pariwisata dan menjadi potensi unggulan.
Sektor pendidikan juga tak lepas dari topik yang dibahas sebab sektor ini menjadi magnet utama dengan bukti banyaknya mahasiswa Indonesia yang mendaftar kedalam beasiswa Pemerintah Turkiye setiap tahunnya, mulai jenjang sarjana, pasca sarjana, hingga doktoral.
Hubungan diplomatik Indonesia dan Turkiye terjalin di berbagai kerja sama internasional seperti G20, MIKTA (Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turkiye, Australia), dan OKI (Organisasi Kerja Sama Islam), D8 (Developing 8).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: