5 Alasan Mengapa Makanan Menyatukan Semua Orang

5 Alasan Mengapa Makanan Menyatukan Semua Orang

Lebih dari sekadar rasa, makanan dapat menyatukan semua orang-FreshSplash-Getty Images Signature

HARIAN DISWAY - Makanan bukan sekadar kebutuhan biologis. Tetapi juga ekspresi budaya, simbol identitas, dan alat komunikasi.

Dalam setiap suapan, makanan menyimpan cerita, nilai, dan filosofi yang memperkuat hubungan antar individu maupun antar komunitas. 

1. Makanan Tradisional sebagai Cerminan Budaya dan Nilai Hidup

Setiap makanan tradisional membawa makna filosofis. Di Indonesia, berbagai hidangan seperti tumpeng, ketupat, dan rendang mencerminkan doa, pengakuan akan kesalahan, serta struktur sosial masyarakat.

BACA JUGA:8 Menu Makanan Prasmanan yang Enak, Mewah, tapi Hemat Anggaran

Makanan seperti sushi di Jepang dan pizza di Italia pun mencerminkan nilai-nilai kesederhanaan, estetika, dan solidaritas.

Makanan menjadi semacam “arsip hidup” budaya, terus diwariskan secara lisan dan praktis dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Dalam dunia kuliner, masyarakat turut memelihara tradisi, menjaga identitas, serta membuka ruang untuk inovasi.

BACA JUGA:Memotret Makanan sebelum Makan: Antara Estetika, Sosial, dan Kenikmatan Rasa

2. Penguat Ikatan Sosial dan Kebersamaan

Kegiatan makan bersama, baik dalam keluarga maupun komunitas, memperkuat ikatan emosional dan solidaritas sosial.

Dalam keluarga, makan bersama meningkatkan komunikasi, kesehatan mental, dan perkembangan anak. Tradisi berbagi makanan seperti takjil, nasi bungkus, atau traktiran menjadi bentuk nyata dari kepedulian dan gotong royong.

Lebih dari itu, makanan menjadi alat komunikasi interpersonal. Aktivitas makan di luar bersama teman atau kolega di tengah jadwal yang sibuk menjadi sarana komunikasi yang efektif. 

BACA JUGA:7 Makanan yang Cegah Rambut Cepat Beruban

3. Simbol dalam Perayaan Keagamaan dan Ritual


Makanan dalam perayaan keagamaan bukan sekadar sajian, melainkan simbol syukur, penghormatan, dan pemersatu antar generasi-Satrio Ramadhan-Studio Indonesia

Dalam berbagai upacara keagamaan dan budaya, makanan memiliki kedudukan sakral. Ketupat opor dalam Idul Fitri, tradisi Meugang di Aceh, ayam betutu dalam perayaan Nyepi, hingga Padungku di Poso dan Makan Patita di Maluku. Semua menunjukkan bahwa makanan merupakan medium spiritual dan sosial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber