Memotret Makanan sebelum Makan: Antara Estetika, Sosial, dan Kenikmatan Rasa

Memotret Makanan sebelum Makan: Antara Estetika, Sosial, dan Kenikmatan Rasa

Foto Makanan Sebelum Makan Bukan Sekadar Tren, Tapi Cara Baru Menikmati dan Menghargai Setiap Sajian. -Alexander Spatari-Pinterest

HARIAN DISWAY - Di era media sosial, memotret makanan sebelum disantap menjadi kebiasaan yang terasa wajar. Aktivitas ini bagian dari gaya hidup yang mencerminkan perubahan cara masyarakat menikmati momen.

Sebelum garpu dan sendok menyentuh piring, kamera ponsel lebih dulu bekerja dan memastikan setiap hidangan yang berada di atas meja terabadikan dengan sempurna. Kebiasaan ini telah berkembang seiring maraknya platform visual seperti Instagram, TikTok, hingga WhatsApp Stories.

Berbagi foto makanan tak hanya soal pamer, tetapi menjadi sarana berbagi cerita, menunjukkan selera, bahkan sebagai bentuk apresiasi terhadap seni meracik hidangan. Setiap jepretan seolah menyimpan cerita tentang tempat, suasana, hingga emosi di baliknya.

BACA JUGA: Tingkatkan Asupan Protein Anda, Inilah 10 Makanan Terbaik yang Harus Dicoba

Meski kerap dianggap sepele, memotret makanan ternyata memiliki makna psikologis yang menarik. Aktivitas ini memberi jeda sebelum makan sehingga menciptakan momen refleksi untuk benar-benar menikmati hidangan.


Memotret makanan bisa menjadi bentuk apresiasi terhadap kerja keras chef yang memasak dan menghidangkan makanan. -StockCake-Pinterest

Tanpa disadari, proses ini membuat seseorang lebih menghargai usaha di balik makanan yang tersaji, mulai dari chef profesional hingga kreasi rumahan. Namun, kebiasaan ini juga melahirkan fenomena sosial yang kompleks.

Tekanan untuk tampil estetik di dunia maya sering kali membuat orang lebih fokus pada visual ketimbang rasa. Tak jarang, cita rasa makanan menjadi nomor dua dan tergeser oleh kebutuhan menghasilkan foto yang menarik perhatian serta mengundang respons dari warganet.

BACA JUGA: 5 Rekomendasi Aplikasi Foto Menyajikan Hasil Serupa dengan Kamera Digital

Selain itu, kebiasaan memotret makanan turut mencerminkan identitas dan status sosial. Restoran mewah, kopi kekinian, atau makanan tradisional yang disajikan secara unik menjadi simbol gaya hidup tertentu.

Bagi sebagian orang, membagikan foto makanan adalah cara menunjukkan eksistensi mereka di tengah arus tren digital. Fenomena ini pun mendapat respon beragam dari lingkungan sekitar.

Ada yang menganggapnya menyenangkan, sebagai bentuk dokumentasi perjalanan kuliner. Namun tak sedikit pula yang merasa terganggu, terutama saat sesi foto berlangsung terlalu lama hingga mengganggu kenyamanan makan bersama. 


Sajian makanan yang menarik justru akan menguntungkan resto makanan karena menarik minat konsumen. -Kera Wong Photography-Pinterest

Menariknya, di balik kebiasaan ini tersembunyi potensi ekonomi yang signifikan bagi industri kuliner yang menyadari kekuatan visual sebagai alat promosi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: