Prevalensi Stunting Jatim, Terbaik Pertama di Pulau Jawa dan Kedua Nasional

Prevalensi Stunting  Jatim, Terbaik Pertama di Pulau Jawa dan Kedua Nasional

Prevalensi stunting di Jawa Timur dibanding lima provinsi lainnya -Humas Pemprov Jawa Timur-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Prevalensi stunting di Jawa Timur terus mendapat perhatian Gubernu Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Komitmen untuk menurunkannya, membuahkan hasil.

Survai status gizi Indonesia atau SSGI 2004 yang dirilis Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BPKP) Kementerian Kesehatan, 26 Mei 2025, cukup positif. Prevalensi stunting Jawa Timur, turun 14,7 persen.

Pencapaian tersebut merupakan terbaik kedua nasional. Urutan terbaik pertama ditempati Provinsi Bali. "Kita menjadi terbaik pertama di Pulau Jawa, " kata Khofifah.

Prevalensi stunting di Jawa Timur pada 2023 adalah 17,7 persen. "Sekarang turun, pencapaian ini merupakan prestasi membanggakan bagi semua elemen strategis Jawa Timur yang sudah bekerja keras kolaboratif," ucapnyi.

BACA JUGA:Relawan GBK Bantu Turunkan Stunting di Jember


Khofifah ingin anak-anak di Jawa Timur tumbuh sehat dan cerdas sehingga menjadi generasi unggulan -Humas Pemprov Jawa Timur-

Prestasi tersebut tidak membuat program penurunan prevalensi stunting di Jawa Timur berhenti. "Kami pastikan upaya dan semangat untuk menurunkan kasus stunting hingga zero stunting terus berlangsung," tegas Khofifah.

Data SSGI menyebut Bali memperoleh angka 8,7 persen. Ada 22 kabupaten dan kota yang ditampilkan pada rilis tersebut. Dari jumlah tersebut, 70,96 persen prevalensi stunting di daerahnya turun. Sisanya, sekitar 29,04 persen naik dibanding tahun sebelumnya.

Pemprov Jatim bersama pemerintah kabupaten dan kota, terus memperhatikan penanganan kasus stunting. Berbagai elemen bergerak.

Elemen tersebut antara lain, dinas kesehatan, tim penggerak PKK, organisasi masyarakat seperti Muslimat Nu, Fatayat NU, Aisyiyah, serta berbagai institusi pendidikan.

BACA JUGA:Khofifah Minta Bupati dan Wabup Magetan Selaraskan Program Daerah dengan Provinsi dan Nasional 

BACA JUGA:Khofifah Cek Pembangunan Tanggul yang Rusak Karena Lahar Dingin Semeru

"Kita berkolaborasi dengan banyak sekali lintas sektor, mitra pemerintah, dan mitra pembangunan, "ujarnyi. Khofifah mengapresiasi semua pihak yang terlibat membantu pemerintah provinsi.

Intervensi yang dilakukan Pemprov Jatim meliputi program perhatian pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan atau HPK. Lalu, pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting atau TPPS, dan adanya Forum Peningkatan Konsumsi Ikan atau Forikan.

Mantan Menteri Sosial RI ini tidak menampik bahwa masih banyak ruang untuk perbaikan. "Sehingga, penurunan angka stunting ini dapat memotivasi dan membuka jalan ke penurunan yang lebih signifikan di masa depan, " ungkapnyi.

Target ke depan, tidak akan lagi ada kasus stunting di Jawa Timur. Selanjutnya, setiap keluarga, setiap anak, berhak mendapatkan hidup yang layak.

"Mereka bertumbuh kembang secar normal dan menjadi calon-calon pemimpin Indonesia, " katanyi. Khofifah menyebut target tersebut sebagai esensi visi Indonesia Emas 2045. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: