Cerita Diaspora oleh I.G.A.K. Satrya Wibawa (5): Penonton Kehidupan di Atas Pedal

Sebanyak 11,2 persen dari perjalanan di Paris dilakukan dengan sepeda, dibandingkan dengan 4,3 persen menggunakan mobil.--I.G.A.K Satrya Wibawa
Setelah dua bulan berjalan kaki menyusuri trotoar Paris yang sibuk, saya pikir saya sudah mulai mengerti ritme kota ini. Tapi ternyata, Paris masih punya babak baru dalam proses adaptasi saya: sepeda.
Di kota yang terkenal dengan arsitektur klasik dan taman-taman cantik, sepeda bukan sekadar alat transportasi. Ia adalah simbol gaya hidup urban yang efisien, ramah lingkungan, sekaligus penuh kepercayaan diri.
Pengguna sepeda memang dominan di Eropa, termasuk Paris. Menurut studi oleh Institut Paris Région pada April 2024, 11,2 persen dari perjalanan di Paris dilakukan dengan sepeda, dibandingkan dengan 4,3 persen menggunakan mobil.
Sepertihalnya pejalan kaki, wali kota Paris memanjakan pesepeda. Ada sekitar 110.754 tempat parkir sepeda tersedia di Paris pada data Mei 2024. Ini untuk melayani setidaknya 50 ribu sepeda yang bisa disewa di Paris.
BACA JUGA: Cerita Diaspora oleh I.G.A.K Satrya Wibawa (3): Belajar pada Sopir Bus
Jumlah ini tentu belum termasuk sepeda milik pribadi yang jumlahnya tidak terdata. Dengan infrastruktur yang terus berkembang dan meningkatnya minat masyarakat, Paris semakin mengukuhkan posisinya sebagai salah satu kota ramah sepeda di dunia.
Sementara ini saya hanya penonton. Di setiap persimpangan, saya melihat para pesepeda melaju dengan mantap, memotong jalan raya, melewati mobil-mobil yang terjebak macet. Mereka tampak seperti para pemenang perlombaan yang tahu rute rahasia untuk tiba lebih dulu.
Ada yang berjas, bersepatu hak tinggi, bahkan membawa anak kecil di belakang. Paris membuat bersepeda tampak seperti hal paling wajar dan elegan di dunia. Kadang, ada yang arogan, mengambil jalur bus dengan santai.
BACA JUGA: Cerita Diaspora dari Mohammad Rozi (1): Gurihnya Merintis Jualan Tempe di Inggris
Atau memotong pedestrian. Namun, secara umum memang terlihat pesepeda dimanjakan. Saya sebetulnya tertarik mencoba, apalagi Paris memang memfasilitasi itu. Jalur sepeda tersebar hampir di seluruh penjuru kota.
Ada sistem penyewaan sepeda umum yang bisa diakses dengan mudah dan murah. Pemerintah kota juga agresif memperluas infrastruktur ramah sepeda sejak pandemi COVID-19. Mendorong warga untuk beralih dari kendaraan bermotor ke mobilitas aktif.
Tak selalu milik sendiri, ada sistem penyewaan sepeda umum yang murah di Paris.--I.G.A.K Satrya Wibawa
Tahun 2024, banyak jalan utama yang jalurnya dipotong untuk sepeda, kiri dan kanan. Jadi, jalan raya tidak lagi didominasi akses kendaraan pribadi karena setengah jalur dipakai bis, yang juga boleh mengakses jalur mobil pribadi kalau perlu.
Tapi mobil pribadi tidak boleh mengakses jalur bis, lalu ditambah sepeda. Kecepatan pun dikurangi menjadi maksimal 30 km di dalam kota. Tapi saya putuskan baru akan mencoba sepeda saat musim panas nanti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: