Cerita Diaspora oleh I.G.A.K. Satrya Wibawa (5): Penonton Kehidupan di Atas Pedal

Sebanyak 11,2 persen dari perjalanan di Paris dilakukan dengan sepeda, dibandingkan dengan 4,3 persen menggunakan mobil.--I.G.A.K Satrya Wibawa
Pertama, cuaca paris buat saya yang orang tropis totok, masih dingin walau sudah musim semi. Belakangan ini, malah cuaca labil seperti remaja akil baliq. Tiba-tiba suhu drop 10 derajat Celcius.
Kalau cuma suhu drop tidak masalah, yang bikin masalah, anginnya bikin tambah semriwing. Memaksa naik sepeda, pulang-pulang bisa masuk angin dan bersin-bersin. Lagipula, saya belum terbiasa dengan sistem jalur kanan.
BACA JUGA: Cerita Diaspora dari Mohammad Rozi (3): Tinggalkan PNS Demi Better Job
Takut salah jalur, takut ditabrak mobil, takut diklakson orang di belakang. Apalagi saya belum hafal jalanan paris karena papan-papan petunjuk jalan terasa belum sepenuhnya akrab di mata saya.
Belum lagi pesepeda Paris yang tampak seperti atlet Tour de France—cepat, tegas, dan kadang tak kompromi.
Bersama sesama dubes negara anggota UNESCO dari kawasan Asia Pasifik di kediaman Dubes Jepang.--I.G.A.K Satrya Wibawa
Pada 2023, Paris mencatat 12 korban jiwa akibat kecelakaan yang melibatkan pesepeda, meningkat dari 10 kasus pada tahun sebelumnya. Jumlah korban luka juga mengalami peningkatan, dengan 1.862 pesepeda terluka, naik dari 1.800 pada 2022.
Namun, penting untuk dicatat bahwa data resmi kemungkinan besar tidak mencakup semua insiden, terutama kecelakaan ringan yang tidak dilaporkan. Menurut beberapa studi, jumlah kecelakaan sepeda yang tidak tercatat secara resmi bisa mencapai delapan kali lebih banyak dibandingkan data yang tersedia.
Karena itulah pemerintah kota Paris berupaya meningkatkan infrastruktur bersepeda, termasuk perluasan jalur sepeda yang aman dan penerapan batas kecepatan 30 km/jam di sebagian besar wilayah kota.
BACA JUGA: Cerita Diaspora dari Marisa Tania (2): Di Antara Benang dan Kata
Selain itu, peningkatan jumlah pesepeda di jalanan juga berkontribusi pada fenomena ”keamanan melalui jumlah”, di mana kehadiran lebih banyak pesepeda meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan pengguna jalan lainnya.
Namun, secara keseluruhan, meskipun risiko kecelakaan tetap ada, Paris menunjukkan kemajuan signifikan dalam meningkatkan keselamatan pesepeda melalui kebijakan infrastruktur dan regulasi yang proaktif.
Untuk sementara, saya menikmati berjalan kaki dan tentunya naik transportasi umum yang nyaman. Sekaligus cara saya menghafal jalanan, melihat perilaku dan gelagat orang, sekaligus belajar bahasa Prancis seperti yang pernah saya tuliskan.
BACA JUGA: Cerita Diaspora dari Marisa Tania (6): Engineer Indonesia Menembus Silicon Valley
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: