Mengapa Game Lawas Terasa Lebih Asyik?

Mengapa Game Lawas Terasa Lebih Asyik?

Merasa game lawas jauh lebih mengasikan? Ini alasannya. --vecteezy

HARIAN DISWAY – Ada satu pertanyaan yang kerap muncul di kepala para gamer lama: kenapa game dulu terasa lebih menyenangkan dibandingkan game-game modern yang lebih canggih?

Secara teknis, tak ada yang bisa membantah bahwa game zaman sekarang jauh lebih unggul—dari grafis, fitur, hingga dunia yang luas dan kompleks. Namun, entah mengapa, game zaman dulu justru lebih membekas.

Mungkin jawabannya terletak bukan pada kecanggihan, tetapi pada kesederhanaan. Game-game dari era 90-an hingga awal 2000-an punya daya tarik tersendiri karena mereka dibangun dengan keterbatasan. Justru di dalam keterbatasan itu, muncul kreativitas maksimal.

Para pengembang pada masa itu tidak bisa mengandalkan efek visual memukau. Mereka harus mengganti kekurangan teknis dengan kekuatan cerita, musik yang memorable, dan gameplay yang adiktif.

BACA JUGA: 5 Film dan Series yang Diadaptasi dari Video Games selain The Last of Us

BACA JUGA: Perjalanan Dungeons & Dragons (DnD), Game Meja yang Mengubah RPG Modern


Harvest Moon Back To Nature adalah salah satu game lawas yang mendapatkan hati para gamer. --moregamelike

Alhasil, banyak game lawas yang hingga kini masih diingat, dimainkan ulang, bahkan disukai lintas generasi. Nama-nama seperti Chrono Trigger, Final Fantasy VII, Metal Slug, Harvest Moon, atau Suikoden punya tempat tersendiri dalam sejarah video game.

Tidak ada sistem battle pass. Tidak ada loot box. Tidak ada notifikasi “Top Up Sekarang!” saat kita tengah tenggelam dalam permainan. Game dulu dibuat untuk dimainkan, bukan untuk dimonetisasi.

Game modern saat ini sering kali terasa seperti pekerjaan kedua. Banyak dari mereka dibanjiri misi sampingan, checklist harian, sistem upgrade yang kompleks, dan mekanisme grinding yang melelahkan.

Belum lagi ukuran file yang bisa menyentuh 100 GB hanya untuk game dasar, lengkap dengan patch harian dan update mingguan. Sebelum mulai bermain, pemain sudah dihadapkan pada sistem teknis yang menyita waktu dan tenaga.

BACA JUGA: Game Zaman Now, Berat Tanpa Alasan?

BACA JUGA: Bahaya Microtransaction di Game! Keseruan dan Ancaman Kantong Jebol

Dunia terbuka yang luas memang menyenangkan. Namun terlalu banyak hal dalam satu game justru membuat pengalaman bermain menjadi dangkal.

Pemain sering kehilangan fokus karena terus-menerus terdistraksi oleh fitur-fitur tambahan yang tidak esensial. Game modern cenderung mengutamakan kuantitas konten daripada kualitas pengalaman.

Di sisi lain, game lawas menawarkan struktur yang lebih sederhana tapi terarah. Misi yang jelas, sistem kontrol yang cepat dipahami, dan rasa pencapaian yang nyata.

Tidak ada peta penuh ikon, tidak ada sistem upgrade berlapis-lapis. Justru karena kesederhanaannya, game dulu bisa dinikmati siapa saja tanpa harus membaca puluhan panduan atau menonton walkthrough sepanjang film.

BACA JUGA: 5 Game Puzzle yang Mampu Hasilkan Saldo DANA Gratis, Cocok Buat yang Sedang Gabut

BACA JUGA: Cara Hasilkan Saldo DANA Gratis Rp200.000 di Game Macha dengan Mengerjakan Matematika


Salah satu konsol legendaris dan menelurkan banyak game-game bagus adalah PlayStation 1. --VG247

Rasa kepemilikan terhadap sebuah game juga berbeda. Dahulu, pemain harus menyelesaikan tantangan dengan kemampuan sendiri.

Tidak ada fitur auto-save yang bisa dimanfaatkan untuk mengulang-ulang demi hasil sempurna. Tidak ada sistem bantuan otomatis yang mengatur strategi. Semua dilakukan manual. Setiap kemenangan terasa pantas.

Ada juga unsur sentimental dalam cara bermain. Game zaman dulu sering dimainkan bersama teman di satu layar—baik di rental PS, warnet, atau lewat konsol di rumah.

Kebersamaan itu menghadirkan kenangan kolektif yang sulit dilupakan. Sementara game modern cenderung dimainkan secara daring, dengan pemain asing dari berbagai penjuru dunia, tetapi justru minim interaksi yang bermakna.

BACA JUGA: Klaim Saldo DANA Gratis Rp 900.000 dengan Game Low Go, Cuma Coret-Coret!

BACA JUGA: Cara Klaim Saldo DANA Gratis dari Aplikasi The Money Game

Kemudian ada faktor nostalgia yang memang memengaruhi persepsi. Namun nostalgia bukan semata ingatan kabur. Ia hadir karena pengalaman masa lalu memang menyenangkan dan berbeda.

Game lawas tidak diburu target pasar, tidak dikejar investor, tidak dirancang untuk mengejar angka penjualan skin atau langganan musiman.

Mereka adalah karya utuh, yang dibuat dengan semangat menciptakan dunia baru—bukan hanya sebagai produk komersial, tetapi sebagai ekspresi seni dan cerita.

BACA JUGA: Cara Hasilkan Saldo DANA dari Game Quiz Amaze

Saat ini, geliat game retro kembali terasa. Emulator-emulator semakin diminati, konsol mini mulai bermunculan, dan komunitas penggemar game klasik tumbuh di berbagai platform.


Selain gamenya yang bagus, kenangan juga membuat game lawas terasa begitu asyik. --Thefrisky

Banyak pemain muda yang justru penasaran dengan game 2D yang sederhana tapi seru, karena lelah dengan kompleksitas buatan yang mendominasi industri game masa kini.

Memang, bukan berarti semua game modern buruk. Ada banyak game hebat yang lahir dalam dekade ini. Namun tetap saja, ada perasaan yang tak bisa digantikan—perasaan terhubung dengan game yang kita mainkan sepenuh hati, tanpa terdistraksi promosi atau sistem monetisasi.

BACA JUGA: 5 Game Penghasil Saldo DANA dan OVO yang Pasti Cair!

Mungkin bukan game-nya yang berubah. Mungkin kita juga sudah berubah. Tapi satu hal pasti: rasa bahagia yang lahir dari permainan sederhana itu nyata.

Dan hingga kini, ia tetap jadi standar tak tertulis untuk menilai keseruan sebuah game. Karena kadang, yang membuat sebuah game abadi bukan kecanggihannya—melainkan kenangan. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: