Bahlil: Tambang PT Gag Nikel Berjarak 30-40 Km dari Kawasan Wisata Raja Ampat

Tambang PT Gag Nikel berada 30-40 km dari Raja Ampat. Bahlil tegaskan izin terbit sebelum ia menjabat dan hanya satu perusahaan yang aktif.--
HARIAN DISWAY - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memberikan penjelasan terkait aktivitas pertambangan nikel di Pulau Gag yang terletak di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Ia menegaskan bahwa tambang tersebut berada sekitar 30 hingga 40 kilometer dari kawasan pariwisata Raja Ampat.
"Saya sering di Raja Ampat Pulau Piaynemo dengan Pulau Gag. (Jarak keduanya,Red) kurang lebih sekitar 30 km sampai dengan 40 km. Di wilayah Raja Ampat itu betul wilayah perwisata yang kita harus lindungi," ujar Bahlil di Jakarta, Kamis 5 Juni 2025.
Menurut Bahlil, kawasan wisata Raja Ampat memang harus dijaga kelestariannya. Namun, wilayah Raja Ampat cukup luas dan terdiri dari banyak pulau.
BACA JUGA:Bahlil Hentikan Sementara Tambang Nikel di Raja Ampat, Selidiki Laporan Kerusakan Lingkungan
Beberapa di antaranya merupakan kawasan konservasi dan destinasi wisata. Sementara itu, ada pula pulau-pulau yang telah ditetapkan sebagai lokasi pertambangan.
Bahlil menyebut terdapat lima perusahaan yang mengantongi Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Raja Ampat.
Namun dari seluruh izin tersebut, hanya satu perusahaan yang tengah beroperasi, yaitu PT Gag Nikel. Perusahaan ini merupakan anak usaha dari PT Aneka Tambang Tbk (Antam).
"IUP (Izin Usaha Pertambangan) di Raja Ampat itu mungkin ada lima, setelah saya mendapat laporan dari Dirjen (Direktur Jenderal). Nah, yang beroperasi sekarang itu hanya satu, yaitu PT Gag Nikel ini," kata Bahlil.
BACA JUGA:BRIN Usulkan Raja Ampat Menjadi Cagar Biosfer di Bawah MAB UNESCO
PT Gag Nikel sendiri telah memulai produksi sejak 2017 dan mulai beroperasi secara penuh pada 2018. Tambang tersebut dikelola melalui sistem Kontrak Karya (KK), sebuah perjanjian resmi antara pemerintah dan perusahaan berbadan hukum Indonesia dalam kegiatan usaha pertambangan mineral.
Kontrak Karya ini ditandatangani pada 1998 dan termasuk dalam generasi ketujuh. Pada awal pendirian, mayoritas saham PT Gag Nikel dimiliki oleh Asia Pacific Nickel Pty. Ltd. (APN) sebesar 75 persen. Namun, pada 2008, seluruh saham milik APN telah diakuisisi oleh Antam.
Bahlil menegaskan bahwa izin usaha pertambangan yang dimiliki PT Gag Nikel telah terbit jauh sebelum dirinya menjabat sebagai menteri.
Saat izin tersebut dikeluarkan, ia masih menjabat sebagai Ketua Umum HIPMI dan belum masuk ke dalam kabinet.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: