Sepak Terjang PT GAG Nikel

Sepak Terjang PT GAG Nikel

Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, PT Gag Nikel tidak luput dari kritik. Beberapa organisasi lingkungan, seperti WALHI Papua, menyoroti potensi kerusakan lingkungan akibat aktivitas pertambangan. -Dok. Greenpeace Indonesia-

HARIAN DISWAY - Di tengah pesona alam Raja Ampat yang memikat, hadir sebuah entitas industri yang berupaya menyeimbangkan antara eksploitasi sumber daya dan pelestarian lingkungan.

PT Gag Nikel, anak perusahaan PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM), telah menorehkan jejaknya dalam industri pertambangan nikel di Indonesia, khususnya di Pulau Gag, Papua Barat Daya.

PT Gag Nikel didirikan berdasarkan Kontrak Karya generasi VII yang ditandatangani pada 19 Januari 1998. Awalnya, perusahaan ini merupakan joint venture antara BHP Billiton-Asia Pacific Nickel (75 persen) dan PT ANTAM (25 persen).

BACA JUGA: Bahlil Hentikan Sementara Tambang Nikel di Raja Ampat, Selidiki Laporan Kerusakan Lingkungan

Namun, pada 2008, BHP Billiton mengundurkan diri, dan PT ANTAM mengakuisisi seluruh saham, menjadikan PT Gag Nikel sebagai anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh ANTAM .

Dengan konsesi seluas 13.136 hektare yang mencakup hampir seluruh Pulau Gag, PT Gag Nikel mulai beroperasi secara komersial pada 2018.

Produksi bijih nikel terus meningkat, mencapai 3 juta wmt pada 2021 dan 2022. Perusahaan juga berencana membangun fasilitas pengolahan nikel dengan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) di Kawasan Ekonomi Khusus Sorong .

BACA JUGA: BRIN Usulkan Raja Ampat Menjadi Cagar Biosfer di Bawah MAB UNESC\

Sebagai perusahaan tambang yang beroperasi di wilayah dengan keanekaragaman hayati tinggi, PT Gag Nikel menunjukkan komitmen terhadap pelestarian lingkungan.

Hingga Desember 2024, perusahaan telah mereklamasi 131,42 hektare lahan dengan menanam lebih dari 350.000 pohon, termasuk 70.000 pohon endemik. Selain itu, rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) telah mencapai 231,1 hektare dari target 666,6 hektare.


Di tengah pesona alam Raja Ampat yang memikat, hadir sebuah entitas industri yang berupaya menyeimbangkan antara eksploitasi sumber daya dan pelestarian lingkungan. -Greenpeace Indonesia-

Program konservasi penyu sisik juga menjadi fokus utama. Sejak 2019, PT Gag Nikel telah melepasliarkan sekitar 8.000 tukik penyu sisik di Pulau Gag, bekerja sama dengan masyarakat lokal dan lembaga swadaya masyarakat.

BACA JUGA: Kunjungi Raja Ampat, Ganjar Pranowo Dapat Julukan Tokoh Pemerhati Orang Papua

PT Gag Nikel tidak hanya fokus pada produksi, tetapi juga pada pemberdayaan masyarakat setempat. Perusahaan memberikan pelatihan dan pendidikan kepada masyarakat lokal, membuka lapangan kerja, serta menyediakan fasilitas kesehatan dan pendidikan. Program-program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar area operasional .

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: