Cheng Yu Pilihan Yudhit Ciphardian Penyiar radio dan Pelawak Tunggal: Bo Bie Qian Li

Dari kecil, kita sudah sering didongengkan fabel kelinci dan kura-kura yang lomba lari. Kelinci yang mestinya menang, karena sombong dan berleha-leha, akhirnya dikalahkan oleh kura-kura yang ulet –sekalipun secara kecepatan berjalan, apalagi berlari, kalah jauh dibanding kelinci. 

Manusia pun begitu. Siapa giat, dia dapat. Kendati tidak mesti selalu demikian; tapi, dengan ketekunan, akan memperbesar kemungkinan kita untuk meraih kesuksesan. 

BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Dwi Anggia Juru Bicara Menteri ESDM: Yang Xu Xuan Yu

"Siapa yang tekun bakal sampai, meskipun pakai tongkat," kata Yudhit Ciphardian, penyiar radio dan pelawak tunggal kelahiran Surabaya.

Terkait itu, Xunzi, filsuf konfusianisme yang hidup pada sekitar 3 abad sebelum Kristus, pernah memberikan wejangan. Ia bilang, sebagaimana dicatat dalam kitabnya yang berjudul sama dengan namanya, "Labi-labi yang pincang pun, asal tidak berhenti berjalan, akan bisa menempuh jarak ribuan kilometer; asal tidak berhenti ditumpuk, tanah pun akan membentuk bukit atau bahkan gunung" (跬步而不休，跛鳖千里；累土而不辍，丘山崇成 kuǐ bù ér bù xiū, bǒ biē qiān lǐ; lěi tǔ ér bù chuò, qiū shān chóng chéng).

BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Komjen Pol Dr Marthinus Hukom SIK MSi Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN): Ji Bu Ke Shi

Xunzi juga menegaskan, "Kalau tidak mau berjuang sampai akhir, kayu lapuk pun tidak akan bisa dipatahkan; kalau mau berjuang sampai akhir, emas dan logam yang keras pun akan bisa diukir" (锲而舍之，朽木不折；锲而不舍，金石可镂 qiè ér shě zhī, xiǔ mù bù zhé; qiè ér bù shě, jīn shí kě lòu). 

Berarti, pantang menyerah adalah kunci. Keterbatasan tidak boleh menjadikan kita minder. Kelebihan tidak boleh menjadikan kita pongah. Karena hanya dengan itulah, kemenangan akan menjadi milik kita. (*)

Sumber: