Gerimis Juni menuju Kelud

Pemandangan kawah Gunung Kelud. Terdapat berbagai perbukitan hijau di sekelilingnya.-Guruh D.N.-HARIAN DISWAY
Savana hijau berbukit menghampar luas. Kawahnya pun hijau dengan bias warna biru. Itulah destinasi wisata Gunung Kelud. Sampai ke puncak, tak perlu bersusah-payah mendaki. Aksesnya cukup mudah. Tinggal menyewa ojek setempat. Dan wisatawan pun akan diantar berkelana.
Gerimis bulan keenam. Seperti mengiyakan sajak Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono. Pada bulan itu seharusnya sudah musim kemarau.
Tapi kata BMKG, ada pengaruh dinamika atmosfer. Sirkulasi siklonik. Potensi bibit siklon tropis. Atau istilah-istilah aneh yang sebenarnya saya tidak paham dan tidak peduli. Yang jelas, saya cuma ingin jalan-jalan.
BACA JUGA:Eksotika Bukit Sylvia dan Pantai Wae Cicu, Labuan Bajo
Dan gerimis itu menemani perjalanan saya ke Gunung Kelud. Bersama dua kawan, Nova CM dan Lian M Margareta. Kami berangkat dari Kediri Kota. Jarak tempuhnya menurut Google Maps adalah 1 jam 29 menit.
Kami melewati bangunan-bangunan klasik di Kediri. Sawah-sawah penduduk, juga kebun-kebun nanas. Terutama di daerah Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, yang dikenal sebagai daerah penghasil nanas. Rute kemudian menanjak. Namun, tak terlalu ekstrem.
Pintu gerbang wisata Gunung Kelud cukup lebar. Itu bisa menghindari antrean panjang. Terutama saat weekend. Banner besar di sisi kiri gerbang tersebut memuat informasi berbagai destinasi wisata di Kediri.
Spot perbukitan hijau di Gunung Kelud.-Guruh D.N.-HARIAN DISWAY
BACA JUGA:Pulau Padar, Eksotika Tersembunyi di Timur Nusantara
Tarif masuknya per orang hanya 10 ribu rupiah. Sangat terjangkau. Kemudian kami terus naik, melewati bukit-bukit hijau.
Ada ladang-ladang tebu di kanan-kiri. Sedang berbunga. Bunga tebu warnanya putih. Dalam formasi rapat, bunga-bunga itu seperti awan putih yang turun dari langit. Hinggap di pucuk-pucuk tebu. Melambai-lambai bergoyang ditiup angin.
Semua kendaraan umum maupun pribadi tidak diperbolehkan melaju sampai ke puncak. Melainkan harus diparkir di area yang cukup lapang. Di situ, banyak penjaja makanan dan minuman.
BACA JUGA:Jelajah Pulau Komodo di Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur
Kami datang bersamaan dengan kabut. Pekat. Menutupi perbukitan hijau yang jadi lanskap Gunung Kelud. Sudah gerimis, kabut itu pun membawa air. Rasanya menjadi gerimis yang cukup rapat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: harian disway