Satu Kampung Sekolahkan Devit: Saat Masyarakat Ambil Alih Kekosongan Sistem

Satu Kampung Sekolahkan Devit: Saat Masyarakat Ambil Alih Kekosongan Sistem

Dosen ITB sekaligus influencer pendidikan, Imam Santoso, saat berada di kampung Devit Febriansyah di lereng Gunung Singgalang, Malalak, Sumatera Barat.-FB Kabarpemalang-

Kisah Devit dan kampungnya jangan berhenti sebagai moment viral yang mengharukan. Ia harus menjadi pemantik untuk kebijakan. Pemerintah daerah dapat menjadikannya inspirasi untuk membuat program beasiswa gotong royong berbasis kampung, misalnya  program “beasiswa kampung”, insentif komunitas belajar, atau dana pendidikan berbasis RT/RW. 

Bayangkan jika satu kabupaten memiliki sistem beasiswa komunitas yang dikelola secara akuntabel, transparan dan tepat sasaran. Jangan sampai orang-orang yang masuk dalam kriteria mampu tetap menerima subsidi, sementara yang benar-benar butuh harus patungan dengan tetangga. 

Sudah waktunya setiap pemerintah daerah memiliki komitmen serius terhadap pendidikan, bukan hanya sebagai proyek tahunan, tapi sebagai prioritas yang berkelanjutan. Pendidikan bukan hanya urusan pusat, tapi merupakan tanggung jawab kolektif lintas sector dan level. 

Kisah Devit seharusnya membuka mata semua pihak, bahwa keadilan dalam pendidikan tak bisa dibiarkan bergantung pada keajaiban atau viralitas. Ia harus dibangun secara sistemik, kolektif dan berkelanjutan. Devit bukan hanya anak yang pantas dibantu, tapi pengingat bahwa masyarakat masih punya harapan. Asal negara mau hadir lebih jujur dan cerdas dalam mengelola pendidikan. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: