Penurunan BI Rate: Implikasi pada Investasi dan Sektor Riil

ILUSTRASI Penurunan BI Rate: Implikasi pada Investasi dan Sektor Riil.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Dalam konteks makroekonomi, peningkatan investasi (I) secara langsung memengaruhi pendapatan nasional (Y), yang dirumuskan dalam:
Y=C+I+G+(X-M) (1)
Sumber: Mankiw (2018)
Di mana C adalah konsumsi, I investasi, G pengeluaran pemerintah, dan (X-M) adalah net ekspor. Dalam jangka panjang, kebijakan penurunan BI rate bukan sekadar pelonggaran moneter, melainkan juga strategi untuk menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif.
Biaya pinjaman yang lebih rendah mendorong pelaku usaha untuk berekspansi, sementara konsumen terdorong untuk meningkatkan konsumsi. Kombinasi keduanya memperkuat efek pengganda terhadap pendapatan nasional.
Efek pengganda tersebut dirumuskan sebagai:
k= 1/(1-MPC) (2)
Sumber: Mankiw (2018)
Di mana MPC adalah marginal propensity to consume, yaitu proporsi tambahan pendapatan yang digunakan untuk konsumsi. Makin tinggi MPC, makin besar dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi.
Dalam situasi global yang penuh ketidakpastian, sinergi antara peningkatan konsumsi dan investasi domestik menjadi motor utama pertumbuhan sehingga kebijakan yang akomodatif sangat dibutuhkan.
DAMPAK PADA INVESTASI DAN SEKTOR RIIL
Penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia merupakan strategi penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Ketika BI rate diturunkan, suku bunga pinjaman perbankan ikut menurun dan jumlah uang beredar meningkat.
Data dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa likuiditas perekonomian (M2) pada April 2025 tumbuh 5,2 persen (yoy) meskipun lebih lambat jika dibandingkan dengan Maret yang tumbuh 6,1 persen.
Pertumbuhan itu dipicu oleh peningkatan M1 sebesar 6,0 persen (yoy) dan uang kuasi 2,4 persen (yoy). Penyaluran kredit juga tetap tumbuh positif 8,5 persen (yoy) meski sedikit melambat dari bulan sebelumnya (8,7%).
Sementara itu, tagihan bersih kepada pemerintah pusat mengalami kontraksi lebih dalam, dari -8,7 persen menjadi -21,0 persen (yoy). Aktiva luar negeri bersih juga melambat, dari 6,0 persen menjadi 3,6 persen (yoy).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: