Distingsi Kebijakan Menteri untuk Aksi, Bukan Sensasi

Distingsi Kebijakan Menteri untuk Aksi, Bukan Sensasi

ILUSTRASI Distingsi Kebijakan Menteri untuk Aksi, Bukan Sensasi.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

SETIAP menteri memiliki kebijakan pada masanya masing-masing. Hal itu menandakan bahwa menteri memiliki program yang jelas, dengan tetap mengacu pada visi presiden. 

Sebelum era Kabinet Merah Putih, Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim saat itu mencanangkan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) pada perguruan tinggi.

Namun, sebagian insan akademik perguruan tinggi tidak setuju atas kebijakan MBKM secara keseluruhan. Meski begitu, karena mengikat, kebijakan tersebut akhirnya tetap dilaksanakan walaupun dengan setengah hati. 

BACA JUGA:Patuh Kebijakan Menteri, Tenaga Penunjang Non-ASN Pemkot Surabaya Terima Gaji ke-13

Kini, era pemerintahan Kabinet Merah Putih, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisantek) Brian Yuliarto mendeklarasikan kebijakan dengan tajuk ”Kampus Berdampak”. 

Kebijakan itu didasarkan pada suatu realitas bahwa perguruan tinggi dianggap belum maksimal dalam berkontribusi nyata kepada masyarakat dalam arti secara luas, termasuk masyarakat industri. 

Oleh karena itu, semangat perubahan dari kampus sebagai konsekuensi kebijakan Kampus Berdampak dicanangkan di lingkungan Kemendiktisaintek.

Kebijakan Kampus Berdampak bukan sekadar slogan, melainkan telah disiapkan secara matang serangkaian tindak lanjutnya dalam sebuah sistem yang terkoneksi. 

Baik pada aspek kurikulum yang berorientasi pada lulusan atau sarjana berdampak maupun aspek tridarma perguruan tinggi. 

Yaitu, pendidikan-pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, dan dampaknya secara ekspansif bagi masyarakat luas, termasuk masyarakat industri.

PARADIGMA TRANSFORMATIF

Pada aspek pendidikan dan pengajaran, perlu dilakukan restrukturisasi kurikulum yang adaptif dengan perubahan zaman dan tuntutan global dengan melibatkan stakeholder untuk merumuskan kurikulum agar menjadi link and match

Pada aspek penelitian, ditekankan riset pada level terapan dan pengembangan tanpa mengabaikan riset dasar. Pada aspek pengabdian kepada masyarakat, ditekankan sinergi dan kolaborasi, termasuk dengan masyarakat industri. 

Dengan demikian, apa yang dilakukan kampus dapat dirasakan dan didayagunakan oleh masyarakat sebagai pengguna dan penerima manfaat. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: