Cheng Yu Pilihan Plt Ketua ISNU Jatim M. Afif Hasbullah: Qing Cai Ren Xia

Plt Ketua ISNU Jawa Timur M. Afif Hasbullah.-FOTO: Dokumentasi ISNU Jatim-
ENTAH karena apa, kebanyakan dari masyarakat kita menyamakan kesuksesan dengan banyak/tidaknya materi yang memungkinkan si empunya memiliki semua yang dimau. Makin mewah mobil seseorang, makin megah rumah seseorang, makin tinggi jabatan seseorang, akan makin dielu-elukan sebagai orang yang suksesnya tak alang kepalang.
Padahal, menurut Prof Dr H M. Afif Hasbullah SH MHum yang merupakan Plt ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur dan ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) 2002-2023, "Janganlah kita memandang kesuksesan dari ukuran harta. Janganlah kita lupa, sepatu emas Firaun ada di neraka, sedangkan terompah Bilal ada di surga."
BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Indra Pramujito Aktor: Shu Da Zhao Feng
Masyarakat Tiongkok juga punya wejangan serupa. Katanya, "Pandanglah harta tak ubahnya tinja yang tak berharga; pandanglah kebajikan tak ubahnya emas yang tak ternilai harganya" (钱财如粪土,仁义值千金 qián cái rú fèn tǔ, rén yì zhí qiān jīn).
Atau, dalam istilah yang lebih pendek dan menjadi cheng yu atau pepatah Tiongkok, "轻财任侠" (qīng cái rèn xiá): sepelekan harta, pentingkan budi pekerti luhur untuk membantu sesama.
Prof Afif Hasbullah saat mengunjungi markas PBB. -Dokumentasi Pribadi-
Masalahnya, sebagaimana yang ungkapan Tiongkok lainnya nyatakan, "Benar uang bukan segalanya, tetapi kalau tidak punya uang, segalanya tak akan bisa" (钱不是万能的,但没有钱是万万不能的 qián bú shì wàn néng de, dàn méi yǒu qián shì wàn wàn bú néng de).
BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Dwi Anggia Juru Bicara Menteri ESDM: Yang Xu Xuan Yu
BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Ariel Tatum Aktris: He Qi Zhi Xiang
Memang, hampir semua lini kehidupan kita sekarang membutuhkan uang. Agar tidur tidak digigit nyamuk, kita harus membeli obat nyamuk. Supaya kulit bersih saat mandi, kita harus membeli sabun. Biar tampil rapi dalam keseharian, kita harus membeli baju dan tidak hanya satu. Bahkan, sekalipun ada program Wajib Belajar, untuk menyekolahkan anak pun tetap tak luput dari uang saku.
Makanya, adalah hil yang mustahal kita bisa hidup tanpa harta dalam beragam bentuknya --kecuali kita mau menjadi peminta-minta dan itu tidaklah mulia menurut ajaran agama. Namun, kita harus mendudukkan kebutuhan kita terhadap harta dalam ukuran yang proporsional, sehingga tidak menjadikan kita rakus dan akhirnya menghalalkan segala untuk mendapatkannya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: