Cerita Diaspora oleh Mushonnifun Faiz Sugihartanto (9): Enaknya Kuliah PhD di Hanken

Mengajar mata kuliah Supply Chains Strategy for Sustainability dengan topik Sustainable Procurement. Peserta adalah mahasiswa S2 di Hanken School of Economics.--Mushonnifun Faiz S
Sementara itu untuk case universitas lain ada yang meminta empat artikel, juga bahkan ada yang meminta setidaknya 1-2 sudah published atau setidaknya sedang dalam peer-review. Selain itu, di Hanken, dari ketiga artikel tersebut saya harus menjadi penulis pertama, dan satu di antaranya harus ”single author”.
Memperesentasikan riset dalam mata kuliah Managing Research Process di Hanken School of Economics.--Mushonnifun Faiz S
BACA JUGA:Cerita Diaspora oleh Mushonnifun Faiz Sugihartanto (8): Adaptasi ala Negara Nordik
Nah, untuk standar level publikasi juga berbeda. Di Indonesia, menggunakan standar scopus scimago yaitu quartil (Q1 sampai Q4). Sementara di Finlandia, untuk sekolah bisnis, mengkikuti standar Academic Journal Guide (AJG) dari Chartered Association of Business Schools (CABS).
Levelnya dari AJG 1 sampai AJG4* (four star). Standar ini cukup tinggi, karena banyak jurnal di scopus scimago yang tidak masuk dalam daftar ini. Bahkan beberapa jurnal yang levelnya sudah Q1, di AJG bisa dianggap level rendah atau bahkan tidak masuk.
Misalnya, dalam disiplin ilmu saya, Journal of Cleaner Production di Indonesia ini sudah dikenal dengan level tinggi karena Q1, tapi di AJG ternyata hanya mendapatkan ranking AJG1.
Sehingga bisa dibilang ekspektasi publikasi di sini standarnya begitu tinggi. Selain itu, secara general, Finlandia juga memiliki standar perangkingan sendiri yang bernama JUFO (JUFO 0, 1, 2, 3). Banyak jurnal yang tidak terdaftar di sini dan yang levelnya sudah setara Q1, tapi bahkan dianggap JUFO 0.
Oh ya, kuliah S3 di sini rata-rata sistemnya blok, yaitu full kuliah selama mungkin beberapa hari. Misalnya seminggu dari pagi hingga sore dipakai untuk menghabiskan semua materi. Setelah itu diberikan waktu sebulan hingga dua bulan untuk menyelesaikan tugas akhir.
Ada juga mata kuliah yang mengikuti sistem klasik. Ada pertemuan setiap minggu-nya tapi tidak banyak yang mengadopsi sistem tersebut untuk case disiplin saya.
Untung di tengah kesibukan itu, masih ada waktu untuk melakukan aktivitas well-being di kampus. Jadi saya tidak hanya riset dan yang serius-serius. Di Hanken ada social club untuk bisa sekadar refreshing dan have fun dengan sesama faculty member dan doctoral researcher. (*)
Indeks: Asyiknya merdeka belajar ala Hanken. Baca besok…
Mushonnifun Faiz Sugihartanto adalah Doctoral Researcher, Hanken School of Economics, Helsinki, Finlandia.--Mushonnifun Faiz S
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: