Cerita di Balik Donasi Suga BTS ke Pusat Penanganan Autisme, Dipanggil Guru Min!

Cerita di Balik Donasi Suga BTS ke Pusat Penanganan Autisme, Dipanggil Guru Min!

Bukan Cuma Donasi: Cerita Prof. Cho Geun-ah Soal Ketulusan Suga BTS di Pusat Autisme. Foto: Suga dalam sesi terapi musik dengan anak-anak ASD-Severance Hospital-Youtube

HARIAN DISWAY - Donasi Rp 59 miliar dari Suga BTS untuk mendirikan pusat terapi autisme di rumah sakit Severance, Distrik Sodaemun, Seoul, mungkin sudah jadi headline di mana-mana.

Tapi, yang tidak banyak diketahui adalah bagaimana rapper kebanggan ARMY itu terjun langsung menjadi volunteer. Selama tujuh bulan penuh, ia turut merancang program terapi berbasis musik. Dan terjun langsung menerapkan terapi tersebut.

Dalam wawancara di kanal YouTube Severance HospitalProf. Cheon Geun-ah, psikiater anak dari rumah sakit tersebut, mengungkap bagaimana Suga hadir dengan dedikasi tinggi.

"Saya sangat berterima kasih kepada Suga-ssi. Bukan hanya soal dukungan finansial yang luar biasa besar. Tetapi tentang dedikasi dan ketulusan yang dia tunjukkan selama berbulan-bulan," papar Prof. Cheon dalam wawancaranya.

BACA JUGA:Suga BTS Sumbangkan Rp 59 M untuk Pusat Treatment Autisme, Pecahkan Rekor Donasi Selebriti

BACA JUGA:BTS is Back! 7 Member Kelar Wamil, Rencana Comeback BTS Bikin ARMY Harap-Harap Cemas

Di tengah citra idol yang glamor dan berjarak dengan publik, Suga memilih untuk hadir langsung mendampingi anak-anak penderita spektrum autismeMember BTS dengan nama asli Min Yoongi itu mengajar musik, belajar memahami cara mereka berkomunikasi.

Di ruang terapi, dia bukan Suga dari BTS. Bahkan anak-anak itu tidak tahu bahwa ia adalah selebriti. Ia hadir sebagai Min Yoongi, kakak, teman, sekaligus guru musik mereka.

Dedikasi Suga


Bukan Cuma Donasi: Cerita Prof. Cho Geun-ah Soal Ketulusan Suga BTS di Pusat Autisme. Terlibat langsung dalam perencanan program MIND-Severance Hospital-Youtube

Prof Cheon mengungkap, segalanya dimulai dari diskusi mereka pada akhir 2024. Suga menghubungi Severance Hospital untuk membahas kemungkinan kolaborasi dalam isu kesehatan mental anak.

Prof Cheon awalnya mengira pertemuan tersebut akan bersifat umum. Sebatas niat donasi atau dukungan dari publik figur sepeti yang sudah-sudah. Tapi yang ia temui justru sosok yang datang dengan pemahaman dan keingintahuan luar biasa.

"Pertama kali kami bertemu, saya terkejut karena Suga telah membaca hampir semua 500 halaman buku teks yang saya tulis," ungkapnya. "Pertanyaan yang diajukannya begitu mendalam dan tajam, saya benar-benar terkesan," lanjut Prof Cheon.

BACA JUGA:Akhirnya! Suga BTS Resmi Bebas Wamil, Langsung Sapa ARMY Lewat Pesan Haru di Weverse

BACA JUGA:5 Hal Seru dari Konser J-Hope BTS Hope on the Stage Final, Jin-Jungkook Tampil, Suga Nongol!

"Pada pertemuan pertama kami, Suga-ssi adalah orang pertama yang mengungkapkan keinginannya untuk menyumbangkan bakat musiknya," ungkapnya.

"Ketika aku berpikir tentang bagaimana kami dapat melaksanakan niat baiknya dan menyumbangkan musiknya, dipimpin oleh ketulusan, begitulah cara baru MIND terbentuk, program ini sudah mulai," sambung sang profesor.

Maka dari diskusi mereka, lahirlah program bernama MIND. Singkatan dari Music, Interaction, Network, and Diversity. Prof Cheon menjelaskan bahwa terapi musik telah terbukti secara ilmiah efektif dalam melatih keterampilan sosial anak-anak dengan autisme.

Suga datang bukan hanya untuk foto atau formalitas. Ia benar-benar terlibat, "Ia membaca laporan-laporan kami, bertanya tentang perkembangan setiap anak, dan bahkan membantu menyusun lagu-lagu khusus untuk terapi," ungkap Prof Cheon Geun-ah.

Ikut Terjun Langsung Saat Sesi Terapi


Bukan Cuma Donasi: Cerita Prof. Cho Geun-ah Soal Ketulusan Suga BTS di Pusat Autisme. Foto: Suga dalam sesi terapi musik dengan anak-anak ASD-Severance Hospital-Youtube

Sejak Maret hingga Juni 2025, Suga datang hampir setiap akhir pekan ke sesi terapi musik. Bahkan di tengah jadwal wajib militer yang padat, dari Senin sampai Jumat.

Kata Prof Cheon, ia tidak pernah terlambat. Bahkan sering datang lebih awal daripada Prof Cheon. Ia duduk saja di ruang tunggu sambil mengamati interaksi para terapis dengan anak-anak. Lalu melatih permainan gitarnya, yang akan diajarkan pada anak-anak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber