Performa Somkiat Chantra Menurun, Keputusan Honda MotoGP Mulai Dipertanyakan

Somkiat Chantra, saat diperkenalkan oleh tim satelit Honda Idemitsu LCR Racing, pada Februari 2025 lalu--Twitter LCR Team @LCR_Team
HARIAN DISWAY - Keputusan Honda merekrut Somkiat Chantra sebagai pembalap Asia Tenggara pertama di MotoGP menuai kritik tajam, setelah performanya terus menurun sepanjang musim 2025 dan dinilai lebih sebagai strategi pemasaran ketimbang pencapaian prestasi.
Meski memiliki catatan cukup baik di kelas Moto2 — termasuk kemenangan di Indonesia (2022) dan Jepang (2023) — performa Chantra mulai terlihat tidak konsisten.
Ia menutup musim 2024 di posisi ke-12 dengan 104 poin, hasil yang memicu keraguan atas keputusannya promosi ke kelas utama.
Banyak pengamat MotoGP menilai langkah Honda lebih dipengaruhi oleh strategi pemasaran untuk memperkuat penetrasi pasar Asia ketimbang murni prestasi olahraga.
Kekhawatiran itu pun semakin menjadi kenyataan di Grand Prix Italia di Mugello akhir pekan lalu, ketika performa Chantra kembali mengecewakan.
Di Mugello, Chantra tak mampu bersaing. Pada sesi Jumat, ia tertinggal satu detik per putaran dari pembalap kedua terakhir.
Ia gagal lolos dari Q1 pada Sabtu pagi dan start dari posisi paling belakang pada Sprint Race. Pada balapan utama hari Minggu, ia finis di posisi terakhir, tertinggal hingga 70 detik dari pemenang lomba, Marc Márquez.
Takaaki Nakagami, pembalap uji Honda HRC yang juga tampil di Mugello, memang tidak terlalu kompetitif, namun performa Chantra bahkan jauh lebih lambat.
Ketertinggalan satu detik per lap menjadi tanda bahaya serius. Hingga seri kesembilan, performanya terus menurun.
BACA JUGA:Livery Baru Ducati GP25 Bikin Geger! Warna Mirip Ferrari dan Motif Batik di MotoGP
BACA JUGA:Kemenangan Spesial Marc Marquez di Rumah Ducati, Mugello Milik Si Merah!
Menjelang GP Belanda di Assen (seri ke-10), sejumlah pengamat mulai menyuarakan bahwa kehadiran Chantra di MotoGP lebih merupakan keputusan pemasaran daripada hasil seleksi berbasis kompetensi.
Saat ini, ia menjadi salah satu dari sedikit pembalap yang belum mencetak poin di musim 2025 — berbeda dengan Jorge Martín (cedera panjang) atau Aleix Espargaró (status pembalap uji), Chantra masih aktif tampil di lintasan. Dan itulah sumber masalahnya.
Pasca operasi lengan, performa Chantra tidak menunjukkan peningkatan. Bahkan sebaliknya, kondisinya makin memburuk.
Dalam situasi ini, Honda terus bertahan dengan keberadaannya, sementara rekan-rekannya mencoba menyelamatkan citra tim di lintasan.
Situasi ini mendorong wacana bahwa Honda akan lebih baik hanya menurunkan tiga motor RC213V saja, daripada mempertaruhkan reputasi merek dengan performa buruk motor keempat yang dikendarai Chantra.
BACA JUGA:LCR Honda Racing Resmi Diperkenalkan, Target Lebih Kompetitif di MotoGP 2025
BACA JUGA:Strategi Besar Honda: Duet Jorge Martin dan Joan Mir di MotoGP 2026
Regulasi MotoGP sendiri melarang pergantian pembalap di tengah musim, kecuali dalam kondisi force majeure, seperti:
-
Pemutusan kontrak secara sah dan dua arah
-
Tim bubar atau menghadapi krisis keuangan besar
-
Cedera berat yang membuat pembalap tidak bisa memenuhi kontrak
Bahkan bila seorang pembalap ingin pindah ke tim lain di kelas yang sama, perpindahan itu hanya bisa dilakukan usai musim berakhir, kecuali semua pihak menyetujui (termasuk IRTA dan Dorna).
Meski musim belum mencapai pertengahan, Honda diduga mulai menyiapkan opsi line-up baru untuk 2026. Pemutusan kontrak di tengah musim bukan hal baru di MotoGP, seperti:
-
Jorge Lorenzo (2019): Mengakhiri kontrak dua tahunnya dengan Repsol Honda karena pensiun dini, dengan kesepakatan kedua pihak.
-
Maverick Viñales (2021): Meninggalkan Yamaha lebih awal setelah hubungan memburuk dan masalah teknis, juga melalui persetujuan bersama.
Kini, masa depan Somkiat Chantra bersama Honda menjadi perhatian tersendiri. Dalam struktur internal Honda, dua divisi yang akan memainkan peran penting adalah divisi pemasaran global (khususnya Asia Tenggara) dan divisi balap, yang mencakup pengembangan pembalap dari level junior hingga kelas dunia. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: