Urban Farming Terintegrasi ala Sampun, Ramah Lingkungan dan Bernilai Ekonomi

Urban Farming Terintegrasi ala Sampun, Ramah Lingkungan dan Bernilai Ekonomi

Pelatihan budidaya cacing tanah di Dapoer Oemoem, Jl. Rungkut Menanggal 26, Surabaya-Dokumentasi Sampun-

HARIAN DISWAY - Sekolah Alam Petani Muda Nusantara (Sampun) terus memperluas pengaruhnya dalam pengembangan pertanian kota melalui pendekatan holistik dan terintegrasi.

Lewat kegiatan bertajuk Bincang Ketahanan Pangan Lintas Generasi yang digelar pada Sabtu, 28 Juni 2025 di Dapoer Oemoem, Jl. Rungkut Menanggal 26, Surabaya, Sampun memperkenalkan konsep urban farming sekaligus budidaya cacing tanah sebagai solusi pengelolaan limbah organik yang berdampak ekonomi.

Acara diskusi ini dihadiri oleh berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa, pemuda, hingga perwakilan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK).

Dalam paparannya, Evan Siahaan, S.H., pendiri Sampun, menjelaskan bahwa Surabaya menghasilkan ribuan ton sampah organik setiap bulannya, yang sebagian besar belum dimanfaatkan secara optimal.

BACA JUGA:PHE ONWJ Lepas Anjungan Baru Ramah Lingkungan ke Pesisir Laut Jawa

BACA JUGA:Eksotika Bromo 2025, Ruwat Rawat Segoro Gunung Ingatkan Pentingnya Merawat Lingkungan

“Bincang Ketahanan Pangan ini adalah bagian dari seri diskusi urban farming. Kami ingin mendorong semua elemen masyarakat untuk menciptakan atmosfer pertanian kota secara menyeluruh,” ujar Evan.

Evan menegaskan bahwa limbah organik seperti sisa pasar dan limbah rumah potong hewan memiliki potensi besar sebagai sumber pakan ternak. Salah satu bentuk pemanfaatan adalah budidaya cacing tanah, yang tak hanya menyerap limbah tetapi juga mendatangkan penghasilan tambahan bagi masyarakat kota.

“Dengan membudidayakan 5 kg cacing, seseorang bisa mendapat penghasilan tambahan Rp100 ribu hingga Rp250 ribu per bulan. Modalnya minim, perawatannya mudah, dan hasilnya nyata,” tambahnya.

Konsep urban farming yang dikembangkan Sampun tidak berhenti pada budidaya konvensional. Dalam riset internalnya, mereka tengah membangun skema kolaboratif antara pertanian kota dengan industri kefarmasian dan kosmetik. Pendekatan ini bertujuan menjadikan urban farming sebagai elemen penting dalam ekosistem perkotaan modern.

BACA JUGA:10 Manfaat Tanaman bagi Lingkungan

BACA JUGA:SPTP dan TPS Dirikan Bank Sampah, Wujud Program Kolaboratif Peduli Lingkungan

“Urban farming terintegrasi akan menciptakan efek domino. Ia dapat bersinergi dengan kawasan industri, pusat perkantoran, bahkan pusat perbelanjaan. Ini bukan hanya soal bertani di kota, tapi bagaimana kultur agraris bisa hidup berdampingan dengan gaya hidup urban,” kata Evan.

Salah satu peserta diskusi, J. Pratama, mengaku mendapat perspektif baru setelah mengikuti kegiatan tersebut. Ia melihat potensi nyata dari budidaya cacing tanah, apalagi dirinya memiliki banyak relasi di kalangan pemancing dan pecinta burung kicauan yang menjadi pasar potensial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: