Cerita Diaspora oleh Mushonnifun Faiz Sugihartanto (18): Surga Playground untuk Nasywa

Playground Ruolahti salah satu yang paling menarik karena taman bermain ini bertema petualangan di dunia komputer.--Mushonnifun Faiz S
HARIAN DISWAY - Dari pusat perbelanjaan, museum hingga ruang publik yang merupakan tempat komersialisasi, tapi fasilitas playground anak disediakan dan dapat dinikmati dengan gratis.
Di tengah hiruk-pikuk pusat perbelanjaan, museum, dan ruang publik di Helsinki, Finlandia, ada satu hal yang mencuri perhatian: taman bermain anak yang tersedia secara gratis. Bukan hanya satu atau dua, tetapi ratusan titik tersebar di berbagai sudut kota—baik di dalam ruangan maupun luar ruangan—semuanya bisa diakses tanpa biaya.
“Ke Mall of Tripla saja, Mas. Di situ ada playground anak-anak,” ajak Nur Rahman Ahmad Seno Aji, rekan sesama mahasiswa S3 di University of Helsinki.
“Bayar?” tanya saya, refleks sebagai mahasiswa.
“Enggak kok, Mas. Ada yang gratis,” jawabnya.
Leppavara Angry Bird Park yang bertemakan game terkenal.--Mushonnifun Faiz S
BACA JUGA:Cerita Diaspora oleh Mushonnifun Faiz Sugihartanto (15): Kemewahan Inklusivitas di Helsinki
Kala itu musim dingin. Saya pun mencari aktivitas dalam ruangan untuk anak saya dan terkejut saat mengetahui bahwa taman bermain dalam ruangan juga tersedia secara cuma-cuma. Tidak hanya di Mall of Tripla, tetapi juga di Kamppi Mall, Kalasatama Mall, Arabia Mall, hingga Sello Mall. Di Sello, bahkan tersedia petugas yang mengawasi anak-anak bermain, memungkinkan orang tua berbelanja dengan tenang.
Meski tidak semewah taman bermain berbayar, fasilitas yang disediakan cukup memadai. Ada arena ketangkasan, papan seluncur, mainan sensorik di dinding, hingga kuda-kudaan. Disediakan pula kursi makan anak, tempat mencuci peralatan makan, dan microwave untuk menghangatkan makanan. Saya dan istri pun bisa bergantian—satu berbelanja, satu menemani anak bermain.
Di ruang publik, Pemerintah Kota Helsinki menyediakan lebih dari 200 taman bermain luar ruangan. Beberapa di antaranya memiliki tema khusus. Salah satu yang paling menarik adalah taman bermain di Ruoholahti yang bertema petualangan di dunia komputer. Dibuka pada September 2024, taman ini menghadirkan prosesor raksasa untuk dipanjat, papan ketik untuk dilompati, teka-teki matematika, hingga arena pasir berbentuk pengendali permainan.
Taman ini dirancang oleh Linda Liukas, ilustrator dan penulis ternama asal Finlandia, bekerja sama dengan Näkymä Landscape Architects dan Pemerintah Kota Helsinki. Desainnya juga memperhatikan aspek ekologi, dengan pepohonan beragam ditanam di sekitarnya. Alih-alih memasukkan pelajaran pemrograman ke dalam kurikulum dasar, kota ini memilih pendekatan bermain untuk mengenalkan teknologi kepada anak-anak.
BACA JUGA:Cerita Diaspora oleh Mushonnifun Faiz Sugihartanto (16): Hidup Slow Living dan Peacefulness
Dinda Rahmaniar bersama Nasywa Nafisah saat mencoba wahana interaktif di Museum Media, Helsinki.--Mushonnifun Faiz S
Di Sibelius Park, Töölö, anak-anak bisa bermain sambil mengenal musik. Taman ini memiliki arena panjat tinggi berbentuk tangga nada, ayunan, trampolin, dan kotak pasir luas. Desainnya memadukan elemen batu alam dan mengenalkan anak pada komponis legendaris Finlandia, Jean Sibelius.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: