Pasca Perang 12 Hari, Khamenei Muncul di Hadapan Publik Pada Hari Asyura

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei tampil pertama kali di depan publik sejak perang dengan Israel. -AFP-
HARIAN DISWAY - Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, pada Sabtu, 5 Juli 2025 muncul di publik untuk pertama kalinya sejak pecahnya perang selama 12 hari antara Iran dan Israel.
Khamenei, yang kini berusia 86 tahun, terlihat menghadiri upacara keagamaan di Masjid Imam Khomeini di pusat kota Teheran, sebagaimana dilaporkan oleh media pemerintah Iran.
Kemunculan Khamenei ini terjadi di tengah ketegangan geopolitik yang meningkat dan kekhawatiran internasional terhadap kemampuan nuklir Iran.
BACA JUGA:Netanyahu Sebut Israel Menang Lawan Iran, Buka Peluang Bebaskan Sandera di Gaza
Dalam siaran televisi nasional Iran, Khamenei tampak mengenakan pakaian serba hitam dan disambut meriah oleh para jemaah yang meneriakkan, "Darah dalam tubuh kami untuk pemimpin kami!" dalam memperingati hari Asyura, peringatan syahidnya Imam Hussein, figur penting dalam Islam Syiah.
Ini merupakan penampilan publik pertama Khamenei sejak dua hari sebelum Israel meluncurkan serangan udara besar-besaran ke wilayah Iran pada 13 Juni.
Dalam konflik selama hampir dua pekan tersebut, lebih dari 900 warga Iran tewas akibat bombardir Israel, menurut data dari Departemen Kehakiman Iran.
Sebagai balasan, Iran meluncurkan serangkaian rudal balistik ke sejumlah kota di Israel yang menyebabkan sedikitnya 28 korban jiwa.
BACA JUGA:Iran Desak PBB Akui Israel dan AS Sebagai Pemicu Agresi, Tuntut Kompensasi Perang
Konflik terbaru ini merupakan eskalasi dari perang bayangan yang telah berlangsung selama puluhan tahun antara dua negara tersebut, dengan fokus utama pada dugaan pengembangan senjata nuklir oleh Iran, klaim yang secara konsisten dibantah oleh Teheran.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan bahwa serangan yang dilancarkan AS ke tiga fasilitas nuklir Iran sebagai bagian dari perang tersebut telah “menghancurkan” kapabilitas nuklir Iran. Namun, pernyataan tersebut dipertanyakan oleh pengawas nuklir internasional.
Rafael Grossi, Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), dalam wawancaranya dengan CBS News menyatakan bahwa meski fasilitas tersebut mengalami kerusakan serius, namun tidak hancur total.
iBACA JUGA:Perang Narasi Soal Iran Pascakonflik dengan Israel, Antara Cinta Negeri atau Ubah Rezim
“Terus terang, tidak bisa dikatakan bahwa semuanya telah hilang dan tidak ada yang tersisa,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: