Review Pikabuu: STOP! Game Indie Soal Utang, Keluarga, dan Rasa Bersalah

Pikabuu: Stop! memperlihatkan bagaimana kejatuhan seorang kepala keluarga akibat judol. --itch.io
Komentar di laman itch.io pun penuh rasa simpati. "Game ini seperti tamparan," tulis seorang pemain. "Aku merasa bersalah saat memilih opsi yang salah. Tapi itulah hidup. Kita sering tak tahu apa pilihan yang benar."
Joykeratif, sang pembuat, bukan nama besar. Tapi justru di tangan merekalah, kita disuguhkan kisah yang terasa dekat. Ini bukan cerita fiksi jauh di negeri antah-berantah. Ini bisa saja cerita tetangga. Atau bahkan cerita kita sendiri.
Dengan harga hanya Rp7.500 di Google Play dan sekitar $1 di itch.io, Pikabuu: STOP! tidak menjual grafis atau efek. Ia menjual rasa.
Rasa yang tertinggal setelah layar mati. Rasa yang membuat kita merenung lebih lama dari durasi bermainnya.
Memang, sempat ada masalah teknis. Antivirus Windows mengira ini virus. Beberapa pengguna bingung karena looping dialog. Tapi developer cepat tanggap.
Mereka jawab komentar, mereka perbaiki bug. Sebuah kesungguhan yang jarang terlihat di industri game lokal.
BACA JUGA:Resident Evil: Requiem Gagal Jadi Open-World, Capcom Kembali ke Akar Horor
BACA JUGA:Ini Dia Cara Dapat Uang Lewat Main Game Grow a Garden Roblox
Dan seperti judulnya, game ini mengajak kita untuk berhenti. Bukan menyerah. Tapi berhenti sejenak. Menengok ke belakang. Menyadari bahwa langkah-langkah kecil yang kita ambil hari ini, bisa jadi menentukan nasib keluarga kita esok hari.
Karena sesungguhnya, horor paling nyata bukanlah monster di balik pintu. Tapi bisikan kecil dalam hati yang berkata, "Kamu sudah gagal."
Dan dari sana, cerita pun bergulir. Dengan lirih. Dengan sunyi. Dengan rasa yang menetap lama setelah kredit terakhir bergulir di layar. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: