Gen Z dan Kemandirian Mutlak: Harapan atau Beban yang Terlalu Berat?

Gen Z dan Kemandirian Mutlak: Harapan atau Beban yang Terlalu Berat?

Ditambah budaya self-diagnosis, mereka terpacu untuk menjadi mandiri secara mental, meskipun kemampuan sosial dan emosional belum sepenuhnya matang. -The Muse-Pinterest

Tekanan Ekspektasi dan Performa : Rasa harus tampil sempurna, cepat mengejar hasil dalam studi atau karier, berisiko memicu kecemasan dan stres berkepanjangan 

Untuk mencapai keseimbangan, Gen Z membutuhkan :

Literasi Digital dan Literasi Emosional: agar media sosial tidak menjadi jebakan dan self-diagnosis tetap proporsional.

BACA JUGA:  4 Cara Menyembuhkan Attachment Injury: Penyakit yang Diderita Harry Vaughan dalam Asmara Gen Z

Interaksi Tatap Muka dan Dukungan Sosial: orang tua, guru, atau teman perlu hadir sebagai tempat berbagi dan belajar mendelegasikan beban.

Pendidikan Kesehatan Mental: memahami bahwa meminta bantuan bukanlah kelemahan, tetapi bagian dari ketangguhan sejati.

Fenomena ini tidak hanya terjadi di perkotaan besar. Di dunia akademis, Gen Z menjalani standar tinggi dalam studi dan logika karir, sehingga tekanan kinerja menjadi nyata. Dalam kehidupan pribadi, kecenderungan untuk menghindari ketergantungan emosional membuat mereka kesepian dan tidur terbatas. (*)

*) Mahasiswa magang dari Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Terbuka Surabaya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: