Israel Gempur Damaskus, Bela Warga Druze yang Dikepung Rezim Suriah

Asap hitam membumbung tinggi dari wilayah yang dihantam serangan udara Israel di Damaskus, Suriah.--Reuters
HARIAN DISWAY - Damaskus diguncang ledakan besar pada Rabu siang, 16 Juli 2025.
Pesawat tempur Israel memborbardir pusat-pusat strategis di ibu kota Suriah, termasuk Kementrian Pertahanan dan wilayah dekat Istana Kepresidenan.
Serangan ini menjadi kata Israel dilakukan untuk menanggapi kekerasan brutal pasukan pemerintah Suriah terhadap komunitas Druze di selatan, tepatnya di Sweida.
Akibat serangan tersebut, bagian dari gedung Kementrian Pertahanan hancur. Lima personel keamanan Suriah dilaporkan tewas. Ledakan terdengar di berbagai sudut kota, sementara asap hitam membumbung tinggi.
Bangunan pemerintahan Suriah di Damaskus mengalami kerusakan parah setelah menjadi sasaran serangan udara Israel.--Reuters
Kepala Staff Militer Israel, Eyal Zamir, menyatakan bahwa operasi militer ini dilakukan untuk mencegah kawasan Selatan Suriah berubah menjadi markas teror.
Ia menuding pasukan pemerintah Suriah tidak hanya gagal melindugi warg Druze, tetapi juga terlibat langsung dalam aksi penindasan.
BACA JUGA:Tentara Israel Bunuh Diri Usai Bertugas di Gaza, Trauma Perang Jadi Sorotan
Israel menyebutkan bahwa pemerintah sementara Suriah yang dipimpin oleh Presiden Ahmed al-Sharaa tidak bisa dipercaya.
Meski dalam beberapa waktu terakhir Sharaa menunjukkan pendekatan diplomatik terhadap Amerika Serikat, namun Israel menilai pemerintahan itu masih didominasi kelompok Islami garis keras.
Kekerasan di Sweida sendiri telah berlangsung sejak akhir pekan lalu. Bentrokan melibatkan milisi Druze lokal, pasukan pemerintah, dan kelompok bersenjata dari suku Badui.
Pada Senin lalu, pasukan pemerintah dikirim ke Sweida untuk meredam konflik. Namun, alih-alih menjadi penengah, mereka justru bentrok dengan warga Druze.
Jumlah korban terus bertambah. Syrian Network for Human Rights mencatat sedikitnya 169 orang tewasdalam kekerasan di kota itu sejak awal pekan.
Namun, sumber keamanan menyebut angka korban bisa mencapai 300 orang. Belum ada konfirmasi independen terhadap jumlah tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: