Reksa Jinalayapura, Gerakan Budaya untuk Menjaga Warisan Leluhur di Desa Budaya Tumpang Malang

Reksa Jinalayapura, Gerakan Budaya untuk Menjaga Warisan Leluhur di Desa Budaya Tumpang Malang

Mengenal Reksa Jinalayapura, gerakan budaya untuk menjaga warisan leluhur di Desa Budaya Tumpang Malang. - Desa Tumpang Kecamatan Tumpang - Harian Disway

HARIAN DISWAY - Saat ini, Desa Budaya Tumpang, Malang sedang melakukan gebrakan besar di bidang Budaya melalui gerakan bernama Reksa Jinalayapura. Desa yang semula tenang kini hidup kembali dengan aroma dupa, alunan merdu gamelan, dan semangat gotong royong yang terasa kuat di mana-mana.  

Gerakan Reksa Jinalayapura diawali dengan lomba kebersihan dan senam kreasi, gerakan ini telah berhasil membangkitkan partisipasi kolektif warga, yang membuat dinamika budaya di desa kembali hidup dalam aktivitas sehari-hari. 

Nama Reksa Jinalayapura sendiri asalnya dari Prasasti Manjusri tahun 1265 Saka. Pemahatnya adalah Perdana Menteri Adityawarman di Candi Jago saat era Majapahit. “Reksa” memiliki arti menjaga, sementara “Jinalayapura” adalah nama kuno untuk Tumpang. Gerakan ini bertujuan untuk melestarikan nilai-nilai luhur yang diwariskan dari masa lalu melalui inisiatif budaya lintas generasi. 

BACA JUGA:Workshop Fotografi Eksotika Bromo 2025: Memotret Alam, Budaya, dan Kesadaran

Berbagai kegiatan utama masih akan berlanjut. Rangkaian ini diawali dengan Nyadran dan Satus Oncor Mubeng Tumpang pada 22 Juli, yang menjadi simbol pembersihan diri. Selanjutnya, pada 24 Juli akan diadakan Ruwatan sebagai penolak bala dan pembersihan energi negatif, lalu disusul dengan Jamasan pada 25 Juli untuk memuliakan pusaka sebagai bentuk rasa syukur. 


Reksa Jinalayapura akan diiringi dengan kegiatan Nyadran dan Satus Oncor Mubeng Tumpang. - Desa Tumpang Kecamatan Tumpang - Harian Disway

Puncak Reksa Jinalayapura, pada 26 Juli, akan digelar Kirab Budaya dengan parade yang mengadaptasi relief Candi Jago serta sejarah kerajaan, mulai dari kisah Ari Dharma hingga kejayaan Kerajaan Singasari dan Majapahit. Dalam acara ini, akan diluncurkan juga Udeng Tumpang bermotif Kamaleksana, yang terinspirasi dari motif hiasan Candi Jago. 

Kirab Budaya ini lebih dari sekadar perayaan, tetapi juga jembatan yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini. Setiap adegan yang diperagakan di jalanan Desa Tumpang akan membawa penonton untuk menyelami kembali kisah-kisah besar yang terpahat di Candi Jago.  

BACA JUGA:Tradisi Lima Tahunan Upacara Unan-Unan, Upaya Melibatkan Pemuda dalam Melestarikan Budaya Tengger

Warga desa akan menampilkan tiga cerita utama yaitu Ari Dharma, Partajajnya (Pandawa Main Dadu), dan Kunjarakarna, yang dilanjutkan dengan barisan kerajaan dan berbagai pertunjukan seni dari komunitas lokal. 

Reksa Jinalayapura adalah ajakan bagi semua orang untuk melihat Candi Jago bukan hanya sebagai situs bersejarah, melainkan sebagai sumber inspirasi untuk melestarikan budaya dengan penuh kebijaksanaan.  

Setiap momen dalam Reksa Jinalayapura menunjukkan bahwa budaya bukan hanya warisan yang harus diingat, tetapi juga harus dirayakan dan diteruskan kepada generasi mendatang. Menyaksikan langsung acara ini akan menjadi pengalaman berharga yang menumbuhkan rasa bangga dan pemahaman mendalam akan nilai-nilai luhur para leluhur. (*) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: