BRI Jazz Gunung Indonesia 2025, Kua Etnika Sajikan Doa Musik untuk Djaduk Ferianto

BRI Jazz Gunung Indonesia 2025, Kua Etnika Sajikan Doa Musik untuk Djaduk Ferianto

Kua Etnika dalam BRI Jazz Gunung Bromo 2025, menyajikan komposisi musik tentang doa untuk mendiang Djaduk Ferianto. Djaduk merupakan founder kelompok tersebut.-Jazz Gunung Indonesia-

BRI Jazz Gunung Indonesia 2025 menghadirkan kelompok musik senior. Dua di antaranya adalah Kua Etnika dan Karimata. Kua Etnika memberi penghormatan khusus pada pendiri mereka, Djaduk Ferianto. Ajang itu ditutup dengan manis oleh RAN.

Hari telah gelap. Lampu-lampu sorot panggung menjadi penerang. Suhu Bromo pada 19 Juli 2025, seri pertama BRI Jazz Gunung Bromo, mencapai 12 derajat. Dingin. Bediding. Namun, itu semua dihangatkan oleh berbagai komposisi jazz.

Paling menyentuh tentu penampilan dari Kua Etnika. Kelompok musik berbasis etnik dengan paduan instrumen modern.

BACA JUGA:Butet Kertaradjasa dan Dewa Budjana Apresiasi BRI Jazz Gunung Bromo 2025 yang semakin Variatif

Tanggal 19 Juli merupakan hari lahir Djaduk Ferianto. Anda sudah tahu, mendiang Djaduk adalah sosok yang membidani grup tersebut. Termasuk menginisiasi berbagai komposisi dari Kua Etnika.


Para penonton BRI Jazz Gunung Bromo 2025 asyik memainkan kentongan dengan iringan musik Kua Etnika, 19 Juli 2025.-Jazz Gunung Indonesia-

Purwanta, pemain perkusi, maju ke depan panggung. Ia menjadi semacam konduktor. Mengomando kawan-kawannya untuk membawakan karya bertajuk Samukawise. Sebuah tembang kontemplatif. Harmoninya memiliki sentuhan mistik yang menenangkan.

Hong sucining alam, hong tebih ing beboyo... Duh Gusti ingkang welas lan asih, dateng Paduko kulo meminto...

BACA JUGA:BRI Jazz Gunung Bromo seri 1 Dibuka Papermoon Puppet Theatre, Gandeng Siswa SDN Jetak, Probolinggo

"Mendiang Djaduk adalah sosok tak tergantikan. Semua energi, ide kreatif Kua Etnika kala itu dipupuk dan distimulan oleh Pak Djaduk. Tak ada yang dapat menggantikan beliau," ujarnya.

"Maka, kami berbesar hati untuk berbagi tanggung jawab. Kami semakin merasa memiliki. Kami membawa nyala api Djaduk dan mewarisi baranya," tambahnya. 

Suasana pun nglangut. Apalagi Kua Etnika merupakan grup yang menjadi penampil pertama ajang Jazz Gunung. Tepatnya sejak 17 tahun silam.

BACA JUGA:BRI Jazz Gunung Series 2025, Merayakan Musik di Pelukan Bromo

Kehadiran mereka tentu menjadi angin segar. Dan meski inisiatornya telah tiada, para personel masih bisa tampil dengan sajian musik khas. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: harian disway