Bapanas Sebut Kopdes Merah Putih Jadi Simpul Distribusi Pangan Rakyat

JAKARTA, HARIAN DISWAY - Pemerintah resmi membentuk 80.081 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (Kopdes Merah Putih) di seluruh Indonesia sebagai bagian dari transformasi sistem pangan nasional yang lebih inklusif, efisien, dan berkeadilan.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menegaskan bahwa Kopdes Merah Putih menjadi simpul penting dalam membangun ekosistem pangan yang mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat, dari produsen hingga konsumen.

“Ke depannya, kami meyakini masyarakat dapat lebih mudah mengakses pangan pokok yang terjangkau dengan jaminan kualitas melalui Kopdes Merah Putih,” ujar Arief di Jakarta, Selasa, 22 Juli 2025.

BACA JUGA:80 Ribu Koperasi Merah Putih Telah Didirikan di Seluruh Indonesia dan Berbadan Hukum

Kopdes Merah Putih akan menjadi gerai pangan rakyat yang menjual berbagai kebutuhan pokok seperti beras program SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan), beras premium, MinyaKita, hingga telur ayam.

Semua produk tersebut dijual dengan harga terjangkau dan tidak melebihi ketetapan pemerintah.

“Harganya lebih terjangkau karena tidak melampaui ketetapan pemerintah,” tegas Arief.

BACA JUGA:Pasok LPG, Pertamina Dukung Koperasi Desa Merah Putih

Bapanas juga membuka ruang partisipasi aktif masyarakat dalam pengawasan. 

Jika ditemukan mutu pangan yang tidak sesuai, masyarakat diimbau segera melapor agar pengawasan terhadap kualitas dan distribusi produk bisa dilakukan secara optimal.

Pemerintah telah menyalurkan bantuan pangan berupa beras sebanyak 1,9 juta ton selama tahun 2024, dan menjalankan program SPHP beras sebesar 1,4 juta ton. Tahun ini, SPHP ditargetkan mencapai 1,3 juta ton.

BACA JUGA:BRI Dukung Koperasi Desa Merah Putih, Libatkan AgenBRILink untuk Perkuat Ekonomi Pedesaan

Bapanas pun terus mendukung Kopdes Merah Putih dengan memperkuat akses distribusi dan penyaluran bantuan pangan ke berbagai daerah. 

Koperasi desa juga diposisikan sebagai penghubung langsung antara petani, nelayan, dan pelaku UMKM pangan dengan konsumen akhir.

Sumber: