100.000 Jamaah Haji Berangkat 4 Juni

100.000 Jamaah Haji Berangkat 4 Juni

Pengecekan berat badan peserta Jamaah Umrah Jawa Timur.-Faizal Pamungkas-disway.id

AKHIRNYA, calon jamaah haji dijadwalkan berangkat pada Juni nanti. Namun, kuotanya berkurang ketimbang 2019 yang mencapai empat ratus ribu jamaah. Kini Indonesia hanya mendapat jatah sekitar seratus ribu jamaah.

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan, Indonesia akan memberangkatkan 100.051 jamaah haji ditambah 1.901 petugas. Kloter pertama itu diberangkatkan pada 4 Juni. 

”Saya tidak mau ada yang santai-santai. Sebanyak apa pun pengalaman yang dimiliki dalam penyelenggaraan ibadah haji,” pesannya kepada para jajaran terkait. 

Mengingat, ini adalah kali pertama Indonesia memberangkatkan jamaah haji pada masa pandemi. 

Itu demi kelancaran para jamaah. 

Termasuk untuk pemberangkatan kloter berikutnya. Yakni, kloter kedua sebanyak 92.825 haji reguler. Dan kloter ketiga sebanyak 7.226 kuota haji khusus.

Sementara itu, Kepala Kanwil Kemenag Jatim Husnul Maram merasa bersyukur. Sebab, Jatim mendapat kuota terbanyak kedua pada kloter pertama. Yakni, 16.048 jamaah haji. Selisih sedikit dengan Jawa Barat yang mendapat kuota 17.679 jamaah.

”Meski, jumlahnya masih lebih tinggi daripada 2019,” ujarnya kemarin (26/4). Sebab, saat itu masih belum pandemi Covid-19. Kuota jamaah haji di Jatim mencapai 234.000.

Ia juga menjelaskan bahwa biaya perjalanan ibadah haji (BPIH) mengacu pada ketentuan pemerintah. Yakni, yang telah disepakati bersama DPR RI. Bahwa rata-rata Rp 39,89 juta.

Biaya itu meliputi penerbangan, akomodasi selama di Makkah dan Madinah, biaya hidup, dan visa. Komponen lain dari BPIH adalah biaya protokol kesehatan. Tahun ini disepakati biayanya Rp 808.618,80 per jamaah. 

Komponen ketiga adalah biaya yang bersumber dari nilai manfaat keuangan haji yang disepakati Rp 41.053.216,24 per jamaah. Jadi, total BPIH tahun ini disepakati Rp 81.747.844,04 per jamaah. 

Kini pengelola asrama haji di seluruh Indonesia mempersiapkan diri. Sebab, selama dua tahun terakhir gedung-gedung itu disulap jadi rumah sakit darurat Covid-19. ”Sekarang sedang perbaikan oleh Pemkot Surabaya. Targetnya tuntas 1 Mei,” ujar Kepala UPT Asrama Haji Sukolilo Surabaya Sugianto. 

Selama digunakan untuk pasien Covid-19, perawatan gedung memang minim. Perbaikan sulit dilakukan ketika ada pasien. Plafon gedung di sejumlah titik rusak, wallpaper dinding juga mengelupas. Toilet gedung di setiap kamar pun harus diperbaiki dan dibersihkan. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: