Bangladesh Berduka: Pesawat Militer Jatuh, 31 Tewas, Mayoritas Anak-Anak

PENCARIAN JENAZAH korban kecelakaan pesawat militer di Dhaka, Bangladesh, 21 Juli 2024.-JUBAIR BIN IQBAL-AFP-
Jatuhnya pesawat militer di Dhaka, Senin, 21 Juli 2025, tak hanya menyisakan duka. Terlebih setelah pemerintah merilis jumlah korban jiwa. Betulkah hanya segitu?
BEL pulang sekolah baru saja berdentang ketika langit Dhaka mendadak ambruk ke bumi.
Sebuah jet tempur F-7 BJI buatan Tiongkok, milik Angkatan Udara Bangladesh, melesat tak terkendali. Burung besi itu menghantam Gedung Haider Ali, bagian dari kompleks Milestone School and College.
Saat dentuman itu mengguncang tanah, 31 nyawa melayang. Sebagian besar adalah siswa yang baru saja meninggalkan bangku kelas.
“Teman terbaikku, orang yang bersamaku di ruang ujian, meninggal tepat di depan mataku,” ujar Farhan, seorang siswa yang ditemui BBC Bangla. Ia masih menggenggam erat tangan ayah dan pamannya. Seperti mencari pegangan dalam kekacauan. “Pesawat itu lewat tepat di atas kepalanya,” kata Farhan.
BACA JUGA:API Banyuwangi Kerahkan Pesawat untuk Bantu Pencarian Korban KMP Tunu Pratama Jaya
BACA JUGA:Sensasi Mi Bangladesh Rasa Nusantara Kreasi Chef Prabowo Kusminarno
Militer menyatakan pesawat tersebut mengalami “gangguan teknis” saat menjalani latihan rutin. Pilot Letnan Penerbang Towkir Islam, 27, sudah berusaha mengarahkan jet menjauh dari permukiman.
Tapi upaya itu tak cukup. Dua lantai sekolah runtuh, serpihan logam menyapu ruang kelas dan halaman bermain, tempat anak-anak biasa bermain ayunan di antara derai tawa.
Saat pesawat menghunjam bumi, banyak murid masih berada di sekitar gedung. Ada yang baru menutup buku pelajaran. Ada yang berlari menuju gerbang, ada pula yang menunggu dijemput orang tua. Dalam hitungan detik, semua berubah menjadi kobaran api.
Masud Tarik, guru sekaligus orang tua murid, menggambarkan detik-detik itu kepada Reuters dan dikutip CNN. “Ketika saya sedang menjemput anak-anak saya dan menuju gerbang, saya menyadari ada sesuatu yang datang dari belakang. Saya mendengar ledakan. Ketika saya menoleh ke belakang, saya hanya melihat api dan asap,” kisahnya.
KENANGAN POTRET Md Ashikur Rahman Umair, salah seorang siswa yang menjadi korban jatuhnya pesawat militer di Dhaka, Bangladesh, 23 Juli 2025.-MUNIR UZ ZAMAN-AFP-
Suara sirene membelah kekacauan. Tim penyelamat berpacu dengan waktu. Menggali puing. Mencari korban yang mungkin masih hidup. Identitas korban belum seluruhnya terverifikasi. Namun Kementerian Kesehatan mencatat, lebih dari 170 orang terluka. Sebanyak 69 di antaranya masih dirawat, 10 dalam kondisi kritis.
“Sekolah ini kehilangan jiwanya,” ucap guru Shahadat Hossain kepada AFP. Pak guru itu berdiri di halaman sekolah yang telah menjadi lautan puing. “Anak-anak biasa bermain di ayunan depan gedung itu. Bahkan kemarin, sesaat sebelum pesawat jatuh, mereka masih tertawa di sana, kata Hossain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: