Kamboja Serukan Gencatan Senjata, Thailand Minta Selidiki Siapa yang Menembak Duluan

Kamboja Serukan Gencatan Senjata, Thailand Minta Selidiki Siapa yang Menembak Duluan

Warga sipil berlindung di tenda-tenda darurat di wilayah Oddar Meanchey, Kamboja, dekat perbatasan Thailand, Sabtu 26 Juli 2025--AFP

HARIAN DISWAY – Kamboja menyerukan diberlakukannya gencatan senjata tanpa syarat di tengah konflik bersenjata yang terus memanas dengan Thailand.

Seruan ini disampaikan Duta Besar Kamboja untuk PBB, Chhea Keo, dalam pernyataan resminya seusai pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB di New York pada Jumat 25 Juli 2025.

“Kamboja meminta gencatan senjata segera, tanpa syarat, dan kami juga menyerukan penyelesaian damai atas sengketa ini,” ujar Chhea Keo.

Pernyataan tersebut disampaikan menyusul meningkatnya eskalasi militer di sepanjang perbatasan kedua negara. Sejak Kamis pagi, bentrokan bersenjata terus terjadi di berbagai titik, melibatkan serangan udara dan tembakan artileri lintas batas.

Sedikitnya 33 orang tewas hingga Sabtu, menjadikan konflik ini salah satu yang paling mematikan sejak 2011.

BACA JUGA:Sengketa Panjang Kamboja dan Thailand: Rebutan Kuil Suci, Rakyat Dicekam Ketakutan

BACA JUGA:Thailand Tolak Mediasi dengan Kamboja, Desak Hentikan Serangan Duluan

Di tengah ketegangan, Kamboja menegaskan keinginannya untuk meredakan situasi secepat mungkin.

Pemerintah Phnom Penh menyampaikan bahwa mereka tidak menginginkan konflik berkepanjangan dan siap untuk menempuh jalur damai.

Namun, pernyataan damai Kamboja memunculkan pertanyaan dari pihak Thailand, mengingat insiden dimulai dari serangan lintas batas yang diduga dilakukan lebih dulu oleh pasukan Kamboja.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Thailand, Nikorndej Balankura, mengatakan Bangkok terbuka terhadap diplomasi, namun menekankan pentingnya penyelidikan atas siapa yang memulai agresi.

BACA JUGA:Konflik Thailand-Kamboja Memanas, ASEAN Harus Turun Tangan

BACA JUGA:Mengenal Sengketa Kuil Preah Vihear, Akar Konflik Bersenjata Thailand-Kamboja

"Kami siap, jika Kamboja ingin menyelesaikan masalah ini melalui jalur diplomatik, baik secara bilateral maupun lewat Malaysia, kami siap melakukannya. Tapi sejauh ini kami belum menerima tanggapan apa pun," kata Nikorndej.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: