BRI Jazz Gunung Series 3 Ijen (1): Padukan Harmoni Nada dan Seni Rupa

BRI Jazz Gunung Series 3 Ijen (1): Padukan Harmoni Nada dan Seni Rupa

Jazz Patrol Kawitan jadi salah satu pembuka di Panggung Sukaria, BRI Jazz Gunung Series 3 Ijen, 9 Agustus 2025.-Guruh D.N.-HARIAN DISWAY

Beberapa melodi berhasil ditirukan. Namun, saat Samuel memainkan nada-nada sulit, Yoyok mengangkat tangan, "Lho, nek koyok ngono gak nutut aku, rek! (Kalau nadanya sulit seperti itu, saya tidak bisa, Red)," candanya dengan medok Suroboyoan.


Jazz Patrol Kawitan membawakan lagu-lagu berbahasa Banyuwangi yang populer pada dekade '60an dalam BRI Jazz Gunung Series 3 Ijen.-Guruh D.N.-HARIAN DISWAY

BACA JUGA:Lorjhu' Buka BRI Jazz Gunung Series 2 Bromo, Band Cadas Madura!

Kelompok itu juga membawakan lagu Georgia. Harmoni dalam lagu itu adalah perpaduan antara musik jazz dan blues. Vokal berat dan nada dominan pentatonis. Ada pula solo gitar dari gitaris Tri Wijayanto. 

Selanjutnya, kelompok musik Jazz Patrol Kawitan unjuk gigi. Mereka membawakan lagu-lagu Banyuwangi yang populer pada dekade '60an.

"Kami mengaransemen ulang lagu-lagu tersebut dengan sentuhan musikalitas Jazz Patrol Kawitan. Untuk mengangkat musik lokal Banyuwangi juga," ujar Eko Rastiko, leader kelompok tersebut sekaligus pemain angklung.

BACA JUGA:Rouge Siap Hibur Jamaah Al-Jazziyah di BRI Jazz Gunung Series 2 Bromo, Sajikan Jazz Kelas Eropa!

Jazz Patrol Kawitan asli dari Banyuwangi. Memadukan nada jazz antara alat musik modern dan perkusif. Seperti angklung, kentongan, dan seruling. Jazz ritmik dan tak melepas sentuhan melodi etnik Banyuwangi.


Karya patung Butet Kartaredjasa yang berjudul Tiga Celeng, dipamerkan dalam pameran Fora Fauna, BRI Jazz Gunung Series 3 Ijen, 9 Agustus 2025.-Guruh D.N.-HARIAN DISWAY

Perpaduan itu tentu butuh proses panjang. Apalagi melibatkan angklung. Berbeda dengan alat musik modern yang memiliki 7 not, angklung hanya punya 5 not saja. "Notnya hanya do, re, mi, sol, la," ungkapnya. 

Maka, untuk menyesuaikan dengan alat musik lain, Eko menggunakan teknik memukul dua hingga empat nada bersamaan. Sehingga alat musik yang ia mainkan memiliki dua fungsi: melodi dan rythm section.

BACA JUGA:Monita Tahalea Tantang Suhu Dingin di BRI Jazz Gunung Series 2 Bromo, Kabut Jadi Kendala!

Selain pertunjukan musik, terdapat pameran seni rupa bertajuk Fora Fauna. Karya-karya patung, instalasi, hingga kreasi kain batik terdapat di tiap sudut ruangan terbuka Taman Gandrung Terakota. 

Mikke Susanto, kurator pameran itu menyebut bahwa Fora Fauna mengangkat bentuk, gerak, dan karakter berbagai jenis binatang. "Sebagai metafora dari kekayaan hayati yang hidup berdampingan dengan manusia," ungkapnya.

Disebut "fora" sebagai kata jamak dari "forum". "Para binatang dan pecintanya dapat berdialog dan menandai keberadaan mereka," ujar kurator 51 tahun itu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: