Integritas Riset Kampus RI Diragukan

Integritas Riset Kampus RI Diragukan

ILUSTRASI Integritas Riset Kampus RI Diragukan.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Maka, jangan marah pada daftar itu. Jangan juga buru-buru menyalahkan pihak luar. Kita patut malu, iya. Namun, rasa malu yang sehat harus mendorong kita untuk memperbaiki diri.

Inilah saatnya kita bertanya: Apakah kita ingin dikenal sebagai bangsa yang banyak riset, tapi miskin solusi? Atau, bangsa yang mungkin sedikit bicara, tapi risetnya menjawab tantangan zaman? 

Kita tentukan sendiri jawabannya. Tapi, jangan tunggu sampai generasi berikutnya yang harus membayar harga dari riset-riset instan hari ini.

Saya masih percaya, dari kampus-kampus kita, bisa lahir riset-riset yang mencerahkan, bukan sekadar untuk memenuhi laporan. Tapi, itu hanya mungkin jika kita berhenti memaksa riset untuk lahir sebelum waktunya. Juga, mulai merawat ilmu agar benar-benar tumbuh.

Seperti kata almarhum Prof Soemitro Djojohadikoesoemo, ”Ilmu bukan hanya soal tahu, tapi soal tanggung jawab. Riset tanpa etika hanyalah angka-angka kosong.” Kini saatnya kita tidak hanya menjadi pengumpul angka, tetapi penjaga martabat ilmu pengetahuan itu sendiri.

Di tengah tekanan birokrasi dan tuntutan administratif yang kian menjauh dari semangat pencarian kebenaran, kiranya bijak kita merenungi pesan Al-Farabi, filsuf besar Islam, yang mengingatkan, ”Ilmu adalah jalan utama menuju kebahagiaan hakiki, tetapi ilmu yang dipisahkan dari kebijaksanaan hanya akan menyesatkan.” 

Itulah pesan bijak agar riset tidak sekadar dilahirkan secara paksa demi angka, tapi ditumbuhkan dengan cinta, kebebasan berpikir, dan tanggung jawab etis demi kemajuan peradaban. (*)

*) Ulul Albab adalah ketua ICMI Jawa Timur.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: