Integritas Riset Kampus RI Diragukan

Integritas Riset Kampus RI Diragukan

ILUSTRASI Integritas Riset Kampus RI Diragukan.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

SAYA membaca ulang berita itu sampai dua kali. Ingin memastikan saya tidak salah baca. Judulnya, 13 Kampus Indonesia Masuk Daftar Integritas Riset Diragukan. Disertai daftar nama perguruan tinggi yang tentu tidak asing bagi siapa pun yang bergelut di dunia akademik. 

Yakni, Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), hingga Universitas Airlangga (Unair). Semuanya masuk daftar.

Bukan daftar prestasi. Melainkan, daftar universitas yang integritas risetnya diragukan. Tentu saja itu jadi tamparan. Ya, sebuah tamparan keras. Namun, jangan-jangan memang tamparan semacam itu mungkin kita perlukan sebagai refleksi.

BACA JUGA:Menggagas Integritas sebagai Panglima

BACA JUGA:Etika dan Integritas Pendidikan: Pembelajaran dari Polemik Disertasi Bahlil Lahadalia

Daftar itu tidak dibuat sembarang lembaga. Diterbitkan dalam Research Integrity Risk Index 2024, disusun Prof Lokman Meho dari American University of Beirut. Bukan lembaga sensasional, bukan media provokatif.

Indeks itu menganalisis pola publikasi ilmiah dari ribuan universitas dunia. Termasuk di dalamnya: indikasi duplikasi, publikasi massal tanpa kualitas, afiliasi yang dipaksakan, bahkan keterlibatan dalam jurnal-jurnal predatoris.

Apakah kita bisa menyangkal? Mungkin bisa. Namun, sebaiknya jangan buru-buru. Sebab, ini bukan soal benar atau salah secara hitam-putih. Tetapi, ini tentang keberanian becermin. Dan, kita, dunia akademik Indonesia, sedang menatap cermin yang retak.

BACA JUGA:Pergulatan Integritas di Dunia Pendidikan

BACA JUGA:Zona Integritas Perguruan Tinggi dan Penguatan Karakter Civitas Academica

RISET: DARI SEMANGAT INTELEKTUAL KE TUNTUTAN ADMINISTRATIF

Saya sudah lama berkecimpung dalam dunia akademik. Dosen, peneliti, pembimbing, hingga penulis. Pun, saya tidak buta. Kita tahu. Riset di banyak kampus kita hari ini telah berubah wajah. 

Riset bukan lagi ekspresi intelektual, bukan lagi ikhtiar menyelesaikan masalah bangsa. Riset telah menjadi alat pemenuhan beban kerja, bahan akreditasi, tiket kenaikan pangkat.

Akhirnya, banyak proposal riset yang dibuat terburu-buru. Metodologi dipilih asal-asalan. Data lapangan dicari setelah laporan jadi. Hasil riset? Sering kali menguap di udara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: