Etika dan Integritas Pendidikan: Pembelajaran dari Polemik Disertasi Bahlil Lahadalia

ILUSTRASI Etika dan Integritas Pendidikan: Pembelajaran dari Polemik Disertasi Bahlil Lahadalia.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
POLEMIK tentang disertasi Bahlil Lahadalia, menteri energi dan sumber daya mineral yang juga ketua umum Partai Golkar, mencuat setelah Universitas Indonesia (UI) memutuskan untuk meminta perbaikan atas disertasi yang telah dinyatakan lulus pada 2024.
Keputusan itu tidak hanya soal akademik, tetapi juga mencerminkan ketegasan dan keberanian dunia pendidikan kita dalam menjaga integritas.
Namun, keputusan UI untuk hanya meminta perbaikan –bukan membatalkan– mendapat kritik tajam dari dua guru besar UI: Sulistyawati Irianto dan Manneke Budiman.
BACA JUGA:Demokrasi Membutuhkan Etika
BACA JUGA:Tamsil Kisah Adam, Politik Dinasti, dan Etika Berkontestasi
Mereka mempertanyakan sikap UI yang dianggapnya terlalu longgar. Menurut Sulistyawati, disertasi yang sudah melewati beberapa kali sidang tersebut seharusnya tidak hanya direvisi.
”Di dunia universitas mana ada orang yang sudah sidang mempertahankan disertasinya terus direvisi?” kata Sulistyawati (Tempo.co, 7 Maret 2025).
Sulistyawati menambahkan, disertasi Bahlil sudah cacat sejak awal. Ketidakjujuran dalam pencarian data menjadi faktor utama ketidakvalidan disertasi tersebut. Bahkan, pemilik data yang digunakan dalam disertasi Bahlil, yakni Jatam, sudah mengirimkan surat protes kepada UI.
BACA JUGA:Tantangan Etika dan Identitas dalam Pendidikan
BACA JUGA:Keluarga sebagai Pilar Etika Bangsa
Ia menegaskan bahwa UI harus lebih tegas karena jika hanya dibiarkan, itu akan merugikan reputasi institusi pendidikan.
Namun, Rektor UI Prof Heri Hermansyah berpendapat bahwa keputusan yang diambil sudah melalui proses analisis yang matang dan transparan.
Dalam konferensi persnya, Heri mengatakan bahwa UI memutuskan untuk memberikan pembinaan kepada pihak-pihak yang terlibat, termasuk Bahlil, dan meminta agar disertasinya diperbaiki (Republika.co.id, 7 Maret 2025).
Apakah keputusan tersebut benar-benar yang terbaik? Menurut Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto, keputusan UI untuk meminta perbaikan disertasi Bahlil merupakan keputusan terbaik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: