Etika dan Integritas Pendidikan: Pembelajaran dari Polemik Disertasi Bahlil Lahadalia

ILUSTRASI Etika dan Integritas Pendidikan: Pembelajaran dari Polemik Disertasi Bahlil Lahadalia.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
BACA JUGA:Hak Angket dan Legitimasi Etika Pemerintahan
BACA JUGA:Dilema Moral dalam Pendidikan dan Politik
Brian menegaskan bahwa keputusan tersebut telah mempertimbangkan berbagai faktor dan melalui analisis yang teliti (Kompas.com, 7 Maret 2025).
Namun, bisakah kita begitu mudahnya menerima penilaian itu tanpa mempertanyakan dampaknya terhadap dunia pendidikan dan moralitas akademik kita?
Di sini muncul pertanyaan yang lebih besar: apakah kita akan mengizinkan dunia pendidikan kita diliputi norma ganda?
Di satu sisi, dunia akademik selalu mengedepankan integritas, kejujuran, dan kualitas. Di sisi lain, dunia politik dan kekuasaan seolah memaksakan fleksibilitas yang berlebihan.
BACA JUGA:Pergulatan Integritas di Dunia Pendidikan
BACA JUGA:Perguruan Tinggi Nambang (PTN): Awal Kehancuran Dunia Pendidikan
Kita tidak bisa mengabaikan kenyataan bahwa Bahlil adalah pejabat negara. Apa yang terjadi ketika seorang pejabat terlibat dalam masalah integritas akademik, sementara ia juga memiliki posisi kekuasaan?
Bukankah itu menciptakan ketimpangan dalam penegakan etika dan moral?
Polemik tersebut seharusnya menjadi bahan refleksi serius bagi kita semua, terutama generasi muda. Bagaimana mungkin kita mengajak mereka untuk menjaga integritas dan kejujuran jika kita sebagai bangsa tidak dapat memberikan contoh yang baik?
Bagaimana kita bisa membangun masyarakat yang mencintai produk dalam negeri, berkomitmen pada kejujuran dan transparansi, jika di tingkat pendidikan tinggi saja, kita sudah memberikan contoh yang tidak konsisten?
Bukan berarti kita harus mengabaikan keputusan yang telah diambil UI dan para pihak yang terlibat. Pembinaan yang diberikan tentu harus dilihat sebagai kesempatan untuk memperbaiki dan memperkuat komitmen terhadap integritas akademik.
Namun, kita harus ingat, keputusan itu datang dengan sebuah konsekuensi moral yang lebih besar.
Di dunia pendidikan, kejujuran adalah mata uang yang tak ternilai. Ketika kejujuran tergadaikan, seluruh fondasi pendidikan kita akan rapuh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: