Ospek Maba dalam Dunia yang Berubah

ILUSTRASI Ospek Maba dalam Dunia yang Berubah.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
SUDAH menjadi tugas rutin saya sebagai wakil rektor bidang kemahasiswaan untuk mengingatkan dan menyampaikan pesan kepada civitas academica, khususnya panitia penyelenggara pengenalan kehidupan kampus.
Sebagaimana tradisi pada setiap tahun menjelang masa awal perkuliahan mahasiswa baru (maba), kampus akan menggelar acara orientasi untuk menyambut maba.
Ajang pengenalan kehidupan kampus bagi mahasiswa baru (PKKMB) atau yang selama ini lebih akrab dikenal sebagai ospek (orientasi studi dan pengenalan kampus) merupakan program rutin untuk menyambut dan mengenalkan kampus sekaligus memberikan bekal kepada maba yang akan menempuh studi di perguruan tinggi (perti).
BACA JUGA: FKM dan FISIP UA Favorit Camaba
BACA JUGA:Motivasi Prof Mas'ud Said untuk Maba Unusida
Pesan ”hati-hati dan waspada” ini perlu saya ulang setiap tahun agar menjadi perhatian, atensi, refleksi, dan retropeksi bersama.
Sekaligus sebagai ikhtiar mengingatkan sedari dini kepada para pengelola, panitia, dan mahasiswa senior agar masa orientasi maba tidak menjadi ajang malapraktik yang diisi dengan kegiatan kontraproduktif.
Ajang ospek bisa menjadi test case pertaruhan awal wajah kampus di hadapan maba. Momentum itu strategis karena akan memberikan kesan pertama saat maba masuk kampus. Oleh karena itu, jangan sampai kita salah kelola atas kegiatan tersebut.
Kampus –harap diingat– bukanlah barak tempat perpeloncoan tak bermakna. Kampus adalah miniatur dunia akademis yang menjunjung tinggi kesetaraan dan kebebasan berpikir dan berkreasi dalam koridor akademis dan peradaban ilmiah.
Pengenalan kampus kepada maba dalam situasi kompleksitas saat ini harus dilakukan dengan wajah yang ramah, cerdas, membahagiakan, dan inspiratif agar maba bisa adaptif dan memiliki semangat belajar.
Hal itu penting untuk dipahami panitia dan para senior yang terlibat dalam giat ospek agar kegiatan tersebut bermanfaat dan berdampak positif.
Patut diketahui bahwa kampus adalah tanah merdeka, bukan barak militer ideologis. Rasa takut tak boleh tumbuh di ruang belajar kampus.
Jika kampus berubah menjadi ruang hegemoni, panoptik, dan interogatif, generasi masa depan akan tumbuh dalam ketakutan, bukan dalam kebijaksanaan (Deni J.A., 2025).
Kegiatan ospek sejauh ini tetap penting untuk diselenggarakan lantaran maba membutuhkan pembekalan dalam memasuki dunia pendidikan baru. Maba perlu cara beradaptasi dengan lingkungan baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: