Hype Blind Box dan Tren Konsumerisme yang Makin Meroket

Hype Blind Box dan Tren Konsumerisme yang Makin Meroket

Hype blind box yang meningkatkan jiwa konsumerisme di kalangan anak muda dan kolektor. --Pinterest

Dorongan psikologis tersebut perlahan membentuk budaya konsumerisme baru di kalangan penggemar blind box. Banyak pembelian dilakukan secara impulsif demi mengejar chase figure—varian langka yang jumlahnya sangat terbatas dan menjadi incaran kolektor. 

Tak jarang, varian langka ini kemudian diperdagangkan atau dijual kembali dengan harga jauh lebih tinggi daripada harga asli, menciptakan pasar sekunder yang kompetitif. 

BACA JUGA: Mengapa Boneka Monster Lucu Labubu Jadi Tren dan Jadi Buruan? Ini Nih Penyebabnya

Di sisi lain, maraknya konten unboxing di TikTok dan Instagram semakin memperkuat hype. Video yang menampilkan proses membuka blind box, ekspresi terkejut, hingga momen menemukan varian langka mampu memicu rasa penasaran penonton dan mendorong mereka untuk ikut membeli.


Maraknya konten unboxing di media sosial semakin memperkuat hype blind box. -naylajsmn, ekahdr, audreyteguh -TikTok

Melihat tingginya minat dan budaya konsumerisme yang sudah terbentuk, tren blind box kemungkinan besar masih akan bertahan lama. 

Produsen memanfaatkan antusiasme ini dengan merilis kolaborasi bersama brand besar atau menciptakan edisi terbatas yang menambah nilai eksklusif sekaligus memperkuat dorongan untuk membeli. 

BACA JUGA: Prof Sautama Dikukuhkan Jadi Guru Besar ke-18 di PCU, Soroti Rendahnya Literasi Keuangan hingga Sikap Konsumtif Gen Z

Pola belanja berbasis kejutan pun berpotensi meluas ke kategori lain, seperti fashion yang menawarkan paket aksesori acak, atau makanan dengan varian rasa misterius. 

Jika perkembangan ini terus berlanjut, blind box bisa menjadi simbol gaya belanja baru yang menggabungkan unsur hiburan, koleksi, dan prestise—meski tetap meninggalkan tanda tanya soal dampaknya terhadap perilaku konsumtif masyarakat.

Daya tarik inilah, yang berasal dari sensasi kejutan dan dorongan untuk melengkapi koleksi, membuat tren ini berpotensi bertahan lama. 

BACA JUGA: Boros Berkedok Self-Reward: Yuk, Mulai Hidup Hemat

Hype di media sosial semakin memperkuat godaan untuk membeli, namun di balik semua keseruannya, blind box juga menyoroti bagaimana perilaku konsumtif dapat tumbuh tanpa disadari, terutama ketika dorongan emosional lebih kuat daripada kebutuhan nyata. 

Di tengah popularitas yang terus berkembang, kesadaran konsumen untuk membeli secara bijak menjadi kunci agar kesenangan mengoleksi tidak berubah menjadi kebiasaan yang membebani.

Pada akhirnya, tren boleh datang dan pergi, tetapi pengendalian diri saat berbelanja akan selalu menjadi investasi terbaik bagi dompet dan pikiran. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: