5 Cara Memanfaatkan ChatGPT untuk Memaksimalkan Pendidikan

Ilustrasi Melibatkan AI ChatGPT ke dalam Pendidikan-AI Generated-Freepik
HARIAN DISWAY - Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan ChatGPT dalam dunia pendidikan semakin marak.
Berdasarkan laporan OpenAI, lebih dari 100 juta pengguna telah mencoba ChatGPT. Itu terjadi dalam waktu kurang dari dua bulan sesudah peluncuran versi awamnya pada November 2023. Menjadikannya aplikasi AI yang tumbuh paling cepat dalam sejarah teknologi digital.
Data itu menunjukkan bahwa teknologi seperti ChatGPT telah mencapai titik penting dalam adopsi pengguna secara global. Pun, menjadi kesempatan yang layak dimanfaatkan dalam konteks pendidikan.
BACA JUGA:OpenAI Luncurkan DeepResearch, Lengkapi ChatGPT untuk Melawan DeepSeek
1. Pengajaran Menulis yang Lebih Bermakna
ChatGPT membantu pola pengajaran menulis bergerak dari formula kaku ke pendekatan berbasis riset dan kreativitas.
Data dari National Assessment of Educational Progress (NAEP) menunjukkan bahwa hanya sekitar 37 persen siswa sekolah menengah yang mampu menulis esai informatif dengan skor baik.
Hal itu mencerminkan kebutuhan akan pengembangan kemampuan berpikir kritis dan struktur penulisan fleksibel.
Ilustrasi belajar menulis dengan memanfaatkan ChatGPT-Freepik-
ChatGPT dapat menjadi alat pendukung dengan menyediakan kerangka tulisan awal dan ide pengembangan. Sehingga siswa mampu memperkaya tulisan mereka secara orisinal.
2. Umpan Balik Instan yang Meningkatkan Proses Belajar
Menurut studi oleh McKinsey (2024), umpan balik cepat dalam proses belajar meningkatkan efektivitas penguasaan materi hingga 50 persen.
ChatGPT mampu memberikan ulasan instan terhadap tulisan. Mulai dari kelengkapan argumen, kohesi paragraf, hingga pilihan kosakata.
Dengan demikian, siswa tidak lagi menunggu waktu lama untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan tulisan mereka. Sehingga dapat memperbaiki secara real time.
BACA JUGA:Merdeka Pendidikan Jadi Kunci Prabowo Wujudkan Indonesia Emas 2045
3. Penilaian yang Lebih Objektif dan Efisien
Penelitian dari The Brookings Institution menunjukkan bahwa penilai otomatis yang dikombinasikan dengan penilaian guru menurunkan kesenjangan penilaian antar penilai hingga 30 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: