Irfan Akbar Prawiro, Sukses Bawa Gresik Movie Menembus Cannes di Prancis

Irfan pun memilih menciptakan ekosistem perfilman di Gresik. Bersama Gresik Movie, ia merajut jalannya perlahan. Mereka menggelar eksebisi, workshop, hingga menggandeng instansi pendidikan dan kepemudaan. 

BACA JUGA:Gresik Canangkan 100 Dapur MBG, Bakal Berkolaborasi dengan Koperasi Merah Putih

Karang taruna di berbagai kelurahan, misalnya, mereka ajak untuk ikut membuat film dan menonton bersama. Cara itu membuat film tak lagi terasa asing. Justru makin dekat dengan kehidupan sehari-hari.

Irfan percaya bahwa membangun ekosistem film tak cukup dengan bicara soal kualitas pasar. Baginya, membuat film lewat Gresik Movie bukan perihal bagus dan jelek. sebab, film adalah medium menangkap rasa, momen, dan denyut kehidupan. 

Karya-karya Gresik Movie hadir tidak untuk mengejar label industri. Tetapi, menjadi cermin sekaligus arsip bagi masyarakatnya.

Komunitas Gresik Movie setelah pemutaran film Gemintang di Gedung Nasional Indonesia, Gresik, sebelum berangkat ke Cannes pada 2023 lalu.-Dokumentasi Gresik Movie.-

Gresik Movie, menurut Irfan, adalah sebuah laboratorium pembelajar. Tempat siapa saja bisa belajar menangkap fenomena, mengolahnya, lalu menayangkannya kembali.

BACA JUGA: Mooi Indie dalam Pameran Lukisan Djitoe Memberi Kebaruan Perspektif

“Kalau diibaratkan, kami ini sawah yang fokus menanam dan menumbuhkan. Bukan seperti pabrik film yang orientasinya produk,” katanya menutup perbincangan.

Dari Ultras, Gemintang, hingga Penutur Terakhir, dari eksebisi kelurahan hingga Cannes, Gresik Movie telah menorehkan jejak yang bercerita tentang bagaimana sebuah kota kecil berusaha merekam dirinya sendiri.

Irfan dan kawan-kawan membuktikan bahwa Gresik juga menyimpan kekayaan budaya: ada kisah-kisah sederhana dan semangat besar yang terus mereka rawat melalui film. (*)

Sumber: