Fenomena Latte Dad di Swedia, Peran Ayah dalam Mengasuh Anak

Fenomena Latte Dad di Swedia, Peran Ayah dalam Mengasuh Anak

Ilustrasi momen kebersamaan seorang ayah muda yang sedang bermain bersama anaknya--freepik.com

HARIAN DISWAY - Swedia, negara Skandinavia tersebut melahirkan istilah baru dalam dunia parenting. Istilah itu dikenal dengan sebutan “Latte Dad” atau dalam bahasa Swedia disebut “Latte Pappa”.

Fenomena itu merujuk pada keterlibatan aktif ayah dalam pengasuhan anak. Khususnya melalui momen kebersamaan antara ayah dan buah hati.

Pemandangan ayah yang mendorong stroller sambil menikmati secangkir kopi, atau bermain bersama anak di taman, bahkan bercengkrama dengan latte dad lainnya, bukan lagi hal asing di Swedia. Sebaliknya, fenomena itu sudah menjadi bagian dari keseharian masyarakat.

BACA JUGA:Gentle Parenting, 7 Tip Efektif Pola Asuh untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosional dan Perilaku Anak

Kebijakan Pemerintah Jadi Katalis

Fenomena Latte Dad tidak muncul begitu saja. Melainkan dipengaruhi oleh budaya keluarga yang kuat serta dukungan kebijakan pemerintah.

Dikutip dari U.S. Department of State, sejak 1974, pemerintah Swedia telah memberlakukan cuti orang tua berbayar selama 480 hari (setara satu tahun tiga bulan 25 hari) per anak. Dengan 80 persen gaji yang ditanggung negara.

Kebijakan itu semakin diperkuat khususnya menyangkut anak yang lahir mulai tahun 2016. Setiap orang tua yang memiliki anak yang lahir pada 2016 dan setelahnya, mendapat jatah 90 hari cuti. 

BACA JUGA:Talkshow Parenting dan Peran Orang Tua dalam Tumbuh Kembang Anak Ajak Ibu-Ibu Lebak Tingkatkan Kualitas Pola Asuh

Jatah cuti tersebut tidak bisa dialihkan kepada pasangan. Bahkan terdapat tambahan 45 hari cuti yang dapat diberikan kepada kakek atau nenek. Cuti itu fleksibel. Bisa diambil hingga anak berusia 12 tahun.

Kebijakan tersebut memberi ruang bagi para ayah untuk ikut serta dalam proses tumbuh kembang anak. Bukan hanya sebagai pencari nafkah.

Popularitas Latte Dad mulai mencuat sekitar tahun 2010. Yakni ketika banyak ayah terlihat melakukan tradisi fika. Yakni tradisi ketika para ayah istirahat sejenak sambil minum kopi atau teh dengan menggendong anak mereka.

BACA JUGA:Cara Menjalankan Gentle Parenting di Era Modern yang Penuh Tantangan


Ilustrasi seorang ayah tampak asyik bermain dan belajar bersama anak perempuannya di ruang keluarga--freepik.com

Mengubah Persepsi Peran Ayah

Keterlibatan aktif ayah dalam pengasuhan membawa perubahan besar terhadap persepsi tradisional mengenai peran laki-laki di keluarga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: diolah dari berbagai sumber