Fenomena Latte Dad di Swedia, Peran Ayah dalam Mengasuh Anak

Ilustrasi momen kebersamaan seorang ayah muda yang sedang bermain bersama anaknya--freepik.com
Jika sebelumnya ayah lebih banyak dipandang sebagai tulang punggung ekonomi, kini peran mereka meluas. Menjadi pendamping penuh dalam kehidupan anak sehari-hari.
Kehadiran ayah dalam pengasuhan terbukti memberikan berbagai manfaat, di antaranya:
BACA JUGA:Mengenal Perbedaan VOC Parenting vs Positive Parenting
Panutan bagi masa depan anak
Anak-anak yang tumbuh dalam pola pengasuhan seimbang cenderung menjadikan pengalaman tersebut sebagai pedoman ketika dewasa.
Meningkatkan perkembangan sosial dan kognitif
Interaksi dengan ayah membantu anak memiliki rasa percaya diri yang lebih kuat, kompetensi sosial tinggi, serta kecerdasan kognitif yang berkembang baik.
Membangun rasa percaya diri
Dukungan emosional dari ayah membuat anak merasa dicintai dan dihargai. Sehingga terbentuk kepercayaan diri yang sehat.
BACA JUGA:Tantangan dan Strategi Parenting Era Digital
Mendukung perkembangan emosional
Hubungan dekat dengan ayah membantu anak belajar mengelola emosi. Juga mengekspresikan perasaan dengan tepat.
Selain memberi dampak positif bagi anak, keterlibatan ayah juga meringankan beban ibu. Terutama pada masa awal setelah melahirkan.
Ilustrasi kebersamaan seorang ayah dan anak perempuannya saat belajar memasak bersama--freepik.com
Menantang Maskulinitas Lama
Fenomena Latte Dad juga dianggap sebagai simbol pergeseran makna maskulinitas. Laki-laki tidak lagi dipandang hanya dari sisi ketegasan, ketangguhan, dan dominasi. Melainkan juga kelembutan serta kepedulian dalam peran pengasuhan.
BACA JUGA:Koala Parenting, Menekankan Kedekatan Orang Tua dan Anak
Fenomena itu menunjukkan bahwa pola asuh merupakan tanggung jawab bersama kedua orang tua. Swedia pun menjadi contoh nyata bahwa kebijakan negara dan budaya keluarga dapat berjalan beriringan. Hal itu terbukti mampu menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi tumbuh kembang anak. (*)
*) Mahasiswa Magang Prodi Sastra Indonesia, Universitas Negeri Surabaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: diolah dari berbagai sumber