ITCC Lepas 250 Calon Mahasiswa ke Tiongkok, Gelar Sharing Session Knowledge is Power Bersama Dahlan Iskan

Sharing session pada pelepasan mahasiswa ITCC, ungkap pengalaman berharga di Tiongkok. - Christian Mazmur - Harian Disway
HARIAN DISWAY - Indonesia Tionghoa Culture Centre (ITCC) kembali melepas ratusan calon mahasiswa yang akan melanjutkan pendidikan ke berbagai universitas di Tiongkok.
Tahun ini, jumlah peserta yang berangkat meningkat signifikan menjadi 250 orang, dibanding tahun lalu yang hanya sekitar 190 mahasiswa.
Acara pelepasan tersebut digelar meriah di Whiz Luxe Hotel Spazio Surabaya, Sabtu, 30 Agustus 2025. Diihadiri oleh calon mahasiswa penerima beasiswa ITCC dari berbagai daerah di Indonesia. Mulai dari Aceh hingga Papua, beserta para orang tua masing-masing.
BACA JUGA:Pelepasan 250 Mahasiswa ITCC Diiringi Kesenian Khas Dayak dan Peluncuran Kompetisi Bahasa Mandarin
Selain seremoni pelepasan, acara juga diisi dengan sharing session bertajuk Knowledge is Power. Hadir sebagai narasumber, Dahlan Iskan, Ketua Dewan Pembina ITCC sekaligus founder Harian Disway, serta Novi Basuki, editor sekaligus pengasuh rubrik Cheng Yu di Harian Disway.
Dahlan Iskan dalam paparannya menegaskan pentingnya pengetahuan sebagai kekuatan dalam membangun masa depan. Ia juga menjawab kekhawatiran sejumlah orang tua terkait isu ideologi di Tiongkok.
“Masyarakat komunis di Tiongkok hanya sekitar lima persen, dan untuk menjadi komunis pun tidak mudah. Ada serangkaian ujian dan pendidikan yang ketat. Bahkan belum tentu lolos,” jelasnya.
BACA JUGA:Siswa ITCC Raih Beasiswa ke Tiongkok (5) Ingin Majukan Sektor Kesehatan Indonesia
Sementara itu, Novi Basuki membagikan kisah pribadinya saat menempuh pendidikan di Negeri Tirai Bambu. Ia mengutip pepatah Arab, Utlubul ilma walau bissiin atau "Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Cina" yang menjadi dorongan dari orang tuanya untuk menimba ilmu di Tiongkok.
Dalam kesempatan itu, Novi juga mengenalkan pepatah Mandarin bān mén nòng fǔ, yang bermakna “membawa kapak di depan rumah Lu Ban”, sebagai simbol ketidaktahuan diri.
Ia menyebut bahwa meski dirinya pernah belajar di Tiongkok, pengetahuannya tentang negeri itu masih jauh dibandingkan Dahlan .
BACA JUGA:Siswa ITCC Raih Beasiswa ke Tiongkok (4): Mimpi Besar Anak Cleaning Service
Namun, pengalaman hidup dan etos kerja masyarakat Tiongkok, yang takut bodoh dan miskin, memberinya inspirasi. “Itu yang membuat mereka rajin belajar, bekerja keras, dan berusaha mengubah nasib lewat pendidikan,” ujarnya.
Novi Basuki membahas pepatah dalam bahasa Mandarin dan pengalamannya selama di Tiongkok. - Christian Mazmur - Harian Disway
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: