Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (17): Belajar Panen Energi Bareng China Datang
KINCIR RAKSASA di sepanjang jalan kawasan Mongolia Dalam. seluruhnya mengalirkan energi listrik yang bersih dan terbarukan.-Doan Widhiandono-
Tugas itu datang di sela-sela program China International Press Communication Center (CIPCC) yang saya ikuti. Saya harus ke Inner Mongolia. Sepekan penuh. Hanya dua orang yang berangkat di antara 100-an jurnalis peserta CIPCC. Yakni, saya dan Tashkaraeva Mukhayyo, jurnalis dari Uzbekistan.
PUKUL 12.00, kami sudah meninggalkan kompleks apartemen Jianguomen Diplomatic Residence Compound (DRC). Yang menjemput adalah Lin Huahua, karyawan China Datang Overseas Investment Co. Ltd (CDTO). Perusahaan inilah yang sedang punya gawe di Inner Mongolia, wilayah otonom di Tiongkok.
Huahua lantas membawa kami ke Stasiun Kereta Api Beijing Utara. Di situlah kami lantas bergabung dengan para pekerja CDTO. Mereka datang dari Uzbekistan, Laos, Kamboja, dan Indonesia.
Empat orang dari tanah air. Semuanya bekerja di pembangkit listrik yang menjadi anak perusahaan CDTO. Mereka adalah Edi Susanto yang bekerja di Meulaboh, Subhan Hasisi Syai (Kalimantan Tengah), Sigit Sulistyono (Kendari), dan Masayu Cahaya Dinda Pamungkas (Sumatera Selatan).
’’Kunjungan ke Tiongkok ini rutin. Setahun sekali. Ya, untuk benchmarking,’’ ucap Subhan, putra Pamekasan asli.
Percakapan singkat itulah yang mewarnai perkenalan kami di stasiun. Sebelum kereta cepat yang kami tumpangi berangkat pukul 14.10. Sesuai catatan perjalanan yang kami terima, kereta itu menempuh waktu sekitar 2,5 jam. Berhenti empat stasiun. Yakni, Qinghe, Zhangjiakou, Huai’an, dan Wulanchabu.
Saya duduk di gerbong paling belakang. Gerbong nomor 7. Satu deret dengan Sigit Sulistyono dan Subhan.
Dalam perjalanan itulah, tampak ’’pelajaran’’ pertama yang kami dapatkan dari Tiongkok. Yaitu, keseriusan negeri itu mengelola energi terbarukan.
Ya, semakin ke utara, semakin jauh dari Beijing, pemandangan kota berganti menjadi hamparan padang rumput. Juga pegunungan. Mereka berhias tower-tower transmisi listrik. Hamparan bukit berhias panel surya. Seperti punggung ditempel koyo.
PUNGGUNG GUNUNG dengan hamparan panel surya di Mongolia Dalam untuk suplai energi listrik.-Doan Widhiandono-
Di dataran rendah dan tinggi, tampak kincir-kincir raksasa memutar baling-balingnya. Putaran turbinnya seperti menandai skala proyek energi bersih di wilayah tersebut. Pengamatan awal itu segera memberi kesan kuat: Tiongkok sangat serius pengelolaan sumber daya terbarukan dan solusi bersih.
Subhan dan Sigit kerap terlibat pembicaraan yang sangat teknis. Tentang menara transmisi listrik yang ada di punggung bukit terjal. Tentang pengelolaan dan perawatan panel surya di tempat yang terbilang ’’ekstrem.’’
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: