Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (108): Tergoda Menuntut Ilmu
JURNALIS PROGRAM CIPCC ketika mengikuti wisuda di School of Journalism and Communication Renmin University of China, Kamis, 4 Desember 2025.-Dokumen Pribadi-
Para jurnalis peserta program China International Press Communication Center (CIPCC) tidak hanya mendapat berjibun wawasan dan materi selama empat bulan. Mereka juga ’’diiming-imingi’’ untuk terus menambah wawasan. Sekolah lagi. Di Tiongkok.
MATERI itu diberikan pada Jumat, 28 November 2025. Pematerinya: Direktur Divisi Hubungan Internasional Komisi Pendidikan Pemkot Beijing Dong Chuan. Karena itu, materinya pun fokus pada Beijing sebagai ’’kota pendidikan.’’
Dalam paparannya, Dong Cuan menjelaskan sepuluh alasan kenapa Beijing layak menjadi tempat studi. Di antaranya, kekayaan sejarahnya, satu-satunya kota yang dua kali menjadi tuan rumah Olimpiade, rumah bagi universitas top, banyaknya beasiswa, hingga dukungan politik dan infrastruktur.
’’Beijing adalah pilihan nomor satu bagi mahasiswa asing pada 2025,’’ tuturnya. Di kota dengan sejarah yang sudah berumur 3 ribu tahun itu, ada 92 universitas dan institut. Sebanyak 182 program studi tergolong kelas dunia. Jumlah program studi kelas A+ mencapai 44 persen dari seluruh program studi di Tiongkok.
BACA JUGA:Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (107): Air Terjun dari Surga
BACA JUGA:Siswa ITCC Raih Beasiswa ke Tiongkok (6): Siap Taklukkan Dunia Siber
Pilihan program studi itu pun sangat beragam. Yang terbesar adalah kehumasan (public relation). Program populer lainnya adalah seni media digital, matematika, teknik, hingga bahasa Mandarin.
Secara umum, dalam dua dekade terakhir, Tiongkok semakin merebut perhatian dunia sebagai destinasi kuliah global. Pada 2018, misalnya, tercatat ada 492.185 mahasiswa internasional dari 196 negara belajar di sekitar seribu institusi pendidikan tinggi di daratan Tiongkok. Menurut situs Kementerian Pendidikan Tiongkok, jumlah itu meningkat 0,62 persen dari tahun sebelumnya.
Hingga saat ini, jumlah mahasiswa terus stabil. Lebih dari 70 persen di antaranya adalah peserta program sarjana atau di atasnya. Sisanya di program non-gelar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: