Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (108): Tergoda Menuntut Ilmu

 

Nah, dalam kelas di Jianguomen Diplomatic Residence Compound (DRC) Beijing itu, Dong juga memaparkan cara-cara mendapatkan beasiswa. Juga aneka pilihan lembaga penyedia beasiswanya.

 

Secara umum, memang ada persyaratan khusus semacam batas usia dan kemampuan akademik. ’’Lalu bagaimana dengan kami yang tidak beruntung karena sudah terlanjur tua ini?’’ tanya saya.

 

Pilihan tetap sangat banyak. Mulai program non-gelar hingga kerja sama riset yang bisa langsung dilakukan antar-universitas. Tidak perlu izin dan melibatkan pemerintah.

PEMAPARAN TENTANG PENDIDIKAN di Jianguomen Diplomatic Residence Compound (DRC) Beijing, 28 November 2025.-Doan Widhiandono-

 

Pertanyaan demi pertanyaan pun muncul dari para jurnalis itu. Karena, minat melanjutkan pendidikan di Tiongkok memang begitu menggoda. Ada yang bertanya tentang kuliah sambil bekerja. Ada yang bertanya tentang bahasa pengantar perkuliahan. Bahkan ada yang minta saran jurusan yang sebaiknya diambil. ’’Wah, kalau itu terlalu teknis. Anda bisa berkonsultasi dengan dosen Anda,’’ kata Dong.

 

Program yang kami ikuti di Beijing itu pun sejatinya bisa disebut sebagai kuliah. Sebab, memang ada kelas yang kami hadiri selama empat bulan itu. Sembilan kelas. Sisanya adalah ’’praktik.’’ Yakni kunjungan lapangan dan penulisan. Tentu, tidak ada yang harus dinilai. Walaupun, kami disarankan untuk selalu mengirimkan hasil liputan ke grup WeChat.

 

Dalam kelas tersebut, Dong juga menjelaskan perkiraan biaya kuliah di Beijing. Program sarjana berbiaya sekitar 20 ribu yuan (sekitar Rp 45 juta) per tahun. Itu untuk program studi kategori humaniora umum. Yang paling tinggi adalah biaya untuk program studi kedokteran. Sedangkan program doktor mencapai 30 ribu yuan-60 ribu yuan.

 

Selain itu ada biaya asrama yang kasarannya 1.500-3.000 yuan per tahun. Lalu ada kewajiban biaya asuransi yang besarannya 800 yuan per tahun.

Sumber: