Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (21): Terus Panen Ilmu Baru

TURBIN kincir angin di pusat pelatihan China Datang di Chifeng, Mongolia Dalam. Sigit Sulistyono (kiri) dan Subhan Hasisi Syai berdiskusi tentang piranti itu.-Doan Widhiandono-
Rabu, 10 September 2025, rombongan pelatihan China Datang tiba di kota Chifeng, Mongolia Dalam. Mereka langsung diajak melihat salah satu pusat pelatihan perusahaan tersebut. Nama resminya: Beijing Tanghao Power Engineering Technology Research Co Ltd.
SESUAI namanya, perusahaan itu bergerak di bidang riset dan pengembangan teknologi ketenagalistrikan. Salah satu buktinya adalah paten yang mereka pegang terkait sistem koreksi kesalahan sudut bilah turbin angin.
Di tempat itu, para peserta pelatihan diperkenalkan pada berbagai aspek teknis. Yang suatu saat nanti—bisa jadi—mendukung pekerjaan di negara masing-masing.
Bagi Sigit Sulistyono dan Subhan Hasisi Syai, kunjungan itu terasa mengasyikkan. Setidaknya, itu tampak dari bagaimana mereka terus bertanya kepada pemandu pelatihan. Ya, keduanya berasal dari proyek pembangkit di Indonesia. Masing-masing di Kendari dan Kalimantan Tengah.
Sigit sempat mengajukan pertanyaan yang cukup penting. Yakni, berapa rasio putaran bilah kincir angin yang optimal untuk menghasilkan listrik? Ternyata, bilah kincir angin idealnya hanya berputar sekitar 15–20 rpm. Putaran yang tampak lambat itu justru paling efisien untuk memanen energi angin dalam jumlah besar.
Bersama para peserta lain, Sigit dan Subhan kemudian diajak mengamati turbin angin yang ditempatkan di dalam pusat pelatihan. Dari dekat, mereka bisa melihat skala perangkat itu, memeriksa komponen, dan memahami mekanisme kerjanya.
Beijing Tanghao memiliki sejumlah divisi yang berfokus pada keahlian spesifik. Salah satunya Divisi Pemeliharaan. Di divisi itu, peserta diperkenalkan pada cara inspeksi turbin, pemantauan getaran, pemeriksaan dan perawatan perangkat keras, serta pengujian panel sel surya. Semua dilakukan dengan pendekatan sistematis dan berbasis data.
Prestasi divisi ini juga tidak main-main. Sejauh ini mereka sudah berhasil memasang lebih dari 180 unit turbin angin. Mereka juga menyelesaikan penggantian bearing dan gearbox di lebih dari 150 unit.
DISKUSI dalam kunjungan di pusat China Datang. Dari kanan, Subhan Hasisi, Sigit Sulistyono, dan Masayu Cahaya Dinda Pamungkas, Diskusi diterjemahkan oleh staf China Datang Lin Huahua (dua dari kiri).-Doan Widhiandono-
Mereka juga bisa mengidentifikasi lebih dari 460 potensi masalah. Setiap temuan diikuti dengan rencana perbaikan yang jelas.
Semua data itu disajikan bukan untuk pamer. Bagi instruktur, angka-angka tersebut adalah bukti konsistensi. Bagi peserta, itu adalah catatan kerja yang bisa dijadikan rujukan ketika kembali ke proyek masing-masing.
“Ini yang kita belum punya. Tapi, suatu saat nanti, bisa-lah, Indonesia maju seperti ini,’’ kata Sigit. Kalimat singkat itu menggambarkan tujuan utama pelatihan: bukan sekadar melihat teknologi. Tetapi memahami prosedur, detail, dan standar tinggi. Sehingga, sistem bisa berjalan baik dalam jangka panjang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: